BOYOLALI, iNews.id - Harga telur terus merosot dalam beberapa pekan terakhir. Dampaknya, sejumlah peternak ayam petelur di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah gulung tikar.
Kandang mereka biarkan kosong karena sebagian ayam sudah dikurangi populasinya. Peternak terpaksa mengurangi populasi ayam ternaknya untuk meringankan beban kerugian yang lebih besar.
Dari pantauan wartawan, kondisi kandang ayam milik peternak ayam petelur di lereng Gunung Merapi atau tepatnya di Desa Sukorejo Musuk Boyolali sudah sebulan terakhir dalam kondisi kosong.
Peternak sengaja mengosongkan sebagian kandang miliknya karena populasi ayamnya telah dikurangi.
Para peternak ayam petelur mengaku bahwa saat ini harga telur masih rendah di kisaran Rp14.500 per kilogram. Sedangkan harga pakan sangat tinggi di kisaran Rp315.000 per 50 kilogramnya.
Berbagai upaya telah dilakukan para peternak untuk menekan kerugian yang lebih besar. Namun cara yang paling efektif hanya dengan mengurangi populasi.
Sementara, peternak ayam petelur di Sukorejo sebagian sudah gulung tikar. Dari semula berjumlah 15 hingga 25 peternak, kini tersisa sekitar 10 peternak ayam petelur.
“Peternak dengan harga seperti ini otomatis mengalami kerugian yang sangat besar. Karena dengan harga pakan yang melambung justru harga telur yang semakin merosot. Mungkin dialami teman-teman peternak di sekitar Boyolali,” kata Risky Ramadhan, peternak ayam petelur.
“Upaya mengurangi kerugian yang sangat besar, saya mengurangi populasi dengan mengosongkan kandang. Dulu kalau full berjumlah 4.700 sekaarng tinggal 1000-an. Karena saya pribadi memilih untuk bertahan,” katanya.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait