KULONPROGO, iNews.id - Sejumlah pengusaha tahu di Kulonprogo bingung menyikapi harga kedelai yang terus naik. Mereka dalam kondisi dilema antara menaikkan harga jual dengan risiko tahu tidak laku di pasar.
Ketua paguyuban Tahu Murni Wonobroto, Ponimin Harjono mengatakan, kedelai menjadi bahan utama pembuatan tahu. Sebelumnya harga kedelai hanya Rp8.000 per kilogramnya. Kini harga kedelai terus melambung dan bertahan di harga Rp14.000 per kilogram.
“Kami hanya bisa berharap pemerintah menstabilkan harga, paling tidak sama dengan kemarin,”katanya, Jumat (28/10/2022).
Kenaikan harga kedelai ini telah dirasakan selama dua tahun. Sejak ada pandemi Covid-19 harga terus merangkak naik. Sementara perajin tahu tidak pernah berani menaikkan harga jual. Mereka hanya mengurangi ukuran itupun sangat kecil.
Sejak sepekan ini, Ponimin terpaksa menaikkan harga jual Rp500 per butir. Kebijakan ini dilakukan berdasarkan kesepakatan perajin tahu yang menjual produknya di Pasar Gamping. Hal itu juga tidak begitu menimbulkan gejolak di pasar, karena pembeli masih bisa menerima.
“Minimal kami ada keuntungan meski tipis. Kalau harganya tetap kami bisa bangkrut,” ujarnya.
Perajin tahu yang lain, Dawut mengaku pasrah dengan pemerintah. Sebab ketika harga jual tahu dinaikkan maka risionya tahu tidak habis. Sementara kalau tidak dinaikkan biaya produksi tidak sebanding.
“Ini kemarin tidak habis, ada sekitar tiga ember yang tidak laku,” ujarnya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait