Pengurus AEPI menunjukkan salah satu contoh kain batik ecoprint. (Foto: iNews.id/Kuntadi)

SLEMAN, iNews.id - Pertumbuhan industri batik di Indonesia cukup masif dari tahun ke tahun. Salah satunya batik ecoprint yang telah diakui pasar internasional karena lebih ramah lingkungan

Ketua Asosiasi Eco-Print Indonesia (AEPI) Puthut Ardianto mengatakan, dalam dua tahun tercatat sudah ada 1.300 pembatik ecoprint yang ikut bergabung dalam AEPI. Mereka berkomitmen untuk memproduksi kain batik dengan serat alam yang mudah terurai. Selain itu juga melakukan daur ulang kain ataupun pakaian menjadi fashion yang lebih menarik.  

“Jadi, AEPI ini komitmen menjadi keberlanjutan lingkungan untuk masa depan,” katanya, Kamis (27/10/2022). 

Diakuinya ecoprint memang tidak 100 persen menggunakan bahan alam. Ada penggunaan tawas dalam proses produksi namun jumlahnya sangat kecil. Sedangkan pewarnaan menggunakan bahan-bahan alam, seperti daun dari berbagai jenis pohon yang ada di Indonesia.  

“Konsep kami suistainabel fashion jadi bahan dan pewarnaan ramah lingkungan. Kancing baju juga dengan bahan kayu tidak pakai plastik,” ujarnya.  

Dikatakannya, batik ecoprint ini telah diakui pasar dunia. Selain menjadi pengerak ekonomi juga ramah lingkungan. Apalagi kegiatan membatik ini juga diikuti dengan penanaman pohon.  

“Semangat kami tidak hanya eksploitasi daun tetapi juga menanam daun," katanya.


Editor : Kuntadi Kuntadi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network