perajin tahu. (Foto: doc/iNews.id)

KULONPROGO, iNews.id – Kenaikan harga kedelai impor membuat para pengusaha tahu di Kabupaten Kulonprogo kesulitan untuk berkembang. Agar bisa bertahan hidup, mereka terpaksa mengurangi ukuran tahu.

Usaha tahu banyak dikembangkan masyarakat di Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulonprogo. Sejak dua minggu terakhir, harga kedelai mencapai Rp10.200 per kilogram. Kenaikan ini cukup memberatkan biaya produksi bagi perajin. Satu-satunya cara agar mereka bisa bertahan hidup dengan mengurangi ukuran tahun. 

“Kami tidak pikirkan untung, yang penting balik modal dan bisa terus berproduksi,” kata Wasiyem salah satu perajin tahu di sentolo, Minggu (28/2/2021).  

Sejak bulan Oktober dia sudah mengurangi ukuran tahu. Saat itu harga kedelai baru sekitar Rp9.200 per kilogram. Upaya mengurangi ukuran sempat dikomplain pelanggan. Namun dengan harga yang terus meningkat, membuatnya konsumen bisa menerima. 

“Awalnya banyak yang protes kok ukurannya kecil. Tapi sekarang sudah banyak yang paham,” katanya. 

Setiap harinya, Wasiyem menghabiskan 70 kilogram kedelai. Keuntungan yang didapat hanya dari ampas atau sisa produksi yang bisa dijual kepada pemilik ternak sapi. Penjualan itu bisa untuk menutup biya produksi khususnya pembelian kayu bakar.


Editor : Kuntadi Kuntadi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network