YOGYAKARTA,iNews.id- Cemaran mikroplastik di Sungai Progo yang sebagian besar melintasi wilayah DIY dinilai sudah sangat mengkhawatirkan. Hal ini diketahui dari hasil penelitian yang dilakukan Dosen Biologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Inggita Utami. Sejak 2020, Inggita secara intens meneliti cemaran mikroplastik di aliran Sungai Progo.
Dari penelitian yang dilakukannya, dengan banyaknya sampah plastik yang dapat ditemukan di aliran Sungai Progo, dapat dipastikan bahwa air sungai tersebut sudah tercemar mikroplastik. Bahkan, pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lebreton (2017), juga menyebutkan bahwa Sungai Progo masuk dalam daftar 20 sungai dengan input sampah plastik terbesar di dunia.
Adapun sumber pencemaran plastik utama ke Sungai Progo menurut Inggita berasal dari sampah rumah tangga dan pertanian. Misalnya, popok bayi, dalam penelitiannya pernah ditemukan lebih dari 200 buah popok bayi yang dibuang tanpa dibersihkan terlebih dahulu.
"Tidak hanya popok, ada juga pembalut, kain, kemudian pernah saya mendengar cerita dari mahasiswa saya ada yang buang kasur, buang baju itu sampai satu boks besar, di buang ke Sungai Progo," katanya, Selasa (30/5/2023).
Inggita menyebut sampah-sampah plastik yang terbuang di Sungai Progo kemudian terdegradasi sehingga menjadi mikroplastik. Dalam penelitiannya itu, di kawasan hulu setelah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah setelah memasuki Kulonprogo, Inggita menemukan kandungan partikel mikroplastik pada air rata-rata mencapai 276 per kilogram sedimen.
Sedangkan di kawasan tengah, rata-rata jumlah partikel mikroplastik mencapai 480 partikel tiap kilogram sedimen. Jumlahnya semakin meningkat pada muara sungai menjadi 645 partikel per kilogram sedimen.
Inggita juga sempat melakukan analisis cemaran mikroplastik pada air Sungai Progo yang digunakan sebagai air baku salah satu instalasi pengolahan air di Bantul. Hasilnya, ditemukan jumlah partikel mikroplastik mencapai 3.465 per liter air.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait