SLEMAN, iNews.id- Santi Warastuti, ibu rumah tangga asal Dusun Karangwetan Kalurahan Tegaltirto Kapanewon Berbah Kabupaten Sleman ini mendadak viral. Foto bersama anaknya dengan membawa poster tuntutan ganja medis dilegalkan di acara Car Free Day (CFD) Jakarta beredar luas di media sosial.
Ibunda dari Pika yang divonis oleh dokter menderita Cerebral Palsy tahun 2015 silam ini mengaku tak ambil pusing dengan pro dan kontra yang muncul soal pandangannya ini.
Demi anaknya, ia siap menerima pandangan negatif dari siapapun tentang tuntutannya tersebut, bahkan membencinya sekalipun. Ia siap ketika nanti semua orang menjauhinya. Karena yang penting adalah perjuangan yang ia lakukan adalah demi anaknya.
"Terserah mau apa dengan aksi saya. Gini aja, jalani apa yang saya jalani selama ini. Jaga Pika sebulan saja, rasain apa yang saya rasakan selama ini. Baru boleh bersikap," katanya, Kamis (30/6/2022).
Sejak pertama kali anaknya divonis menderita Cerebral Palsy, Santi memang tak berhenti untuk memperjuangkan kesembuhan anaknya. Rumah sakit seolah menjadi rumah kedua bagi dirinya dan juga anak perempuannya tersebut. Obat demi obat dikonsumsi oleh anak gadisnya tersebut.
Dia selalu menuruti saran orang lain ketika menyebut sebuah tempat untuk kesembuhan anaknya. Ia akan datang berobat ke dokter atau fasilitas kesehatan yang bisa menyembuhkan anaknya sesuai saran dari orang-orang yang perduli kepadanya.
"Ibarat orang yang ingin hamil, apa-apa ingin dicoba. Orang ngomong coba ke sana saya ke sana, coba ke situ saya ke situ, coba makan ini, saya juga seperti itu," ujarnya.
Santi mengaku sangat sedih dengan kondisi anaknya tersebut. Sama seperti anak-anak dengan Cerebral Palsy, memang disertai dengan epilepsi. Ketika epilepsi sudah menyerang, maka kejang adalah hal yang sering melanda anaknya.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait