Menurut Prabowo, dalam kepemimpinannya, Yunus Yosfiah selalu memberikan contoh. Filosofi ing ngarsa sung tulada atau memimpin dari depan benar-benar berlaku. Beban dalam ransel yang dibawa sama beratnya dengan anak buah.
Untuk keperluan logistik selama 14 hari misalnya. Masing-masing prajurit membawa 28 kaleng ransum T2, berat per 1 kaleng 300 gram sehingga semuanya sekitar 13 kg. Belum termasuk peluru, pakaian cadangan dan lain-lain sehingga beban dalam ransel itu sekitar 18-20 kg.
"Tindakan Pak Yunus ini nilainya lebih dari satu jam santiaji atau ceramah. Pemimpin kalau menanggung beban berat yang sama dengan anak buah, anak buah akan patuh dan setia," katanya.
Belajar dari sosok pemimpin yang dia kagumi itu, Prabowo menegaskan, seorang pemimpin tidak perlu bicara panjang lebar. Cukup memberikan teladan, maka akan berdampak besar terhadap anak buah.
"Kesan yang saya rasakan dari kepemimpinan beliau juga adalah selalu tenang, tidak pernah panik, tidak pernah gugup,” ucapnya.
Letjen TNI Purn Yunus Yosfiah Letjen TNI (Purn) Muhammad Yunus Yosfiah adalah salah seorang tokoh militer Indonesia. Dia pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan pada masa pemerintahan Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie.
Dia lulusan Akademi Militer Nasional (AMN) 1965. Sejumlah jabatan strategis pernah diembannya mulai dari Komandan Peleton Grup 2 Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD)/Kopassandha, Komandan Kompi Grup 2, Komandan Kompi Grup 4, Komandan Batalyon Infanteri 744 pada 1977?1979, kemudian Wakil Komandan Grup 3 Kopassandha.
Yunus Yosfiah pernah juga menjabat sebagai Asisten Operasi Kepala Staf Kodam XVI/Udayana, Komandan Komando Resor Militer 164/Wiradharma (1985–1987), Direktur Peningkatan Pembangunan dan Pendidikan Akademi Militer (1987–1989), Kepala Staf Kodam VI/Tanjungpura (1990–1993), Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (1993–1994). Dia pernah pula menjabat Panglima Kodam II/Sriwijaya (1994–1995), Komandan Sesko ABRI (1995–1997) dan Kepala Staf Sosial Politik ABRI (1997).
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait