Menurutnya kerjasama ini karena ada kesamaan antara Indoensia dan Jepang. Di mana Jepang punya 111 gunung berapi sedangkan Indonesia ada 129 gunung berapi. Sehingga untuk pengendalian laharnya dengan menggunakan Sabo. "Saya kira sudah banyak dibangun. Di Merapi dan Semeru ada 227 yang sudah dibangun," ujarnya.
Basuki mengatakan di Gunung Merapi secara masterplane memang butuh 367 sabo di mana sekarang baru ada 227 sabo. Sehingga masih butuh 90 sabo lagi untuk kapasitas 11 juta meter kubik lahar baik lahar dingin maupun panas.
Basuki menambahkan dalam kunjungan ini, Kaisar Jepang mengaku kaget karena sejak tahun 1958 gedungnya masih digunakan, laboratorium masih berfungsi kemudian domitorynya juga masih dipakai untuk training-training sabo dam, walaupun sekarang hanya khusus untuk Indonesia.
Selama kerja sama ini, setidaknya sudah ada 350 tenaga ahli dari Jepang yang datang ke Indonesia. Dan Indonesia sendiri sudah mengirim 100 enginering untuk belajar sabo di Jepang. Dan ke depan kerja sama tersebut akan dilanjutkan.
Basuki menerangkan sabo dalam bahasa Jepang berarti pasir. Sehingga sabo dam adalah dam (bendungan) yang digunakan untuk menampung pasir. Di mana sabo dam dibangun dengan desain mampu menahan pasir sementara airnya tetap mengalir.
"Nanti ketika tidak tidak ada letusan maka pasir yang ada di sabo bisa ditambang sehingga penambangan pasir tidak dilarang namun tetap dimanajemen,"tuturnya.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait