YOGYAKARTA, iNews.id - Peristiwa tanah longsor mendominasi bencana alam di DIY selama 2021. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat ada 338 kejadian tanah longsor.
Berdasarkan sebaran wilayah, bencana tanah longsor paling bayak terjadi di Kabupaten Kulonprogo mencapai 145 kejadian, disusul Bantul 100 kejadian, Gunungkidul 48 kejadian, Kota Yogyakarta 26 kejadian, dan Sleman 19 kejadian.
"Tanah longsor menjadi kejadian bencana yang tertinggi," ujar Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana saat konferensi pers di Kantor BPBD DIY di Yogyakarta, Kamis (30/12/2021).
Menurut Biwara, titik wilayah kejadian tanah longsor tersebut masih sesuai dengan data zona rawan bencana yang telah dipetakan dalam Peraturan Daerah (Perda) tentang Rencana Tata Ruang Wilayah DIY Tahun 2019- 2039.
Kendati demikian, pengamatan wilayah yang berpotensi longsor secara mendetail terus dilakukan dengan memperhitungkan dinamika geografis wilayah.
"Jadi, kalau longsor di Bantul ya ada Dlingo, Imogiri, Piyungan, Pleret. Memang masih masuk kawasan rawan bencana," ujar Biwara.
BPBD DIY beserta pemerintah daerah, kata dia, telah merelokasi beberapa warga terdampak longsor ke daerah yang lebih aman.
Menurut dia, relokasi warga dilakukan apabila ancaman bencana longsor tidak lagi dapat dihadapi dengan upaya mitigasi. "Seperti beberapa warga yang terkena longsor di Gedangsari (Gunungkidul) dibangunkan rumah oleh pemda. Mereka dipindahkan jauh dari kawasan longsor, " kata dia.
Dia menjelaskan peristiwa bencana terbanyak kedua selama 2021 di DIY ditempati oleh gempa bumi dengan jumlah 217 kejadian meski sebagian besar atau 203 diantaranya tidak terasa, disusul angin kencang 148 kali, 155 kebakaran pemukiman dan bangunan, 18 kali kebakaran lahan, 11 kali banjir, 3 kali banjir lahar hujan, dua kali letusan gunung api, dan satu kejadian pandemi yang telah berlangsung sejak 2020. "Karena pandemi belum selesai, kami hitung satu kejadian sampai saat ini," ujar dia.
Berdasarkan sebaran wilayah kejadian atau wilayah terdampak, lanjutnya, Kabupaten Kulonprogo menjadi wilayah paling terdampak yang mengalami 452 kali kejadian atau sebesar 25 persen, disusul Kabupaten Bantul 438 kali kejadian, Kabupaten Gunungkidul 325 kejadian, Kabupaten Sleman 299 kali kejadian, dan Kota Yogyakarta 283 kali kejadian.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait