SLEMAN, iNews.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman memberikan perhatian lebih dalam penanganan kasus deman berdarah dengue (DBD). Menyusul terjadinya lonjakan kasus DBD pada 2020 dengan 810 kasus dan dua kasus kematian.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Joko Hastaryo mengatakan, pada 2019 kasus DBD hanya 728 kasus dan hanya satu kasus kematian. Pada 2020 terjadi kenaikan 10 persen dengan 810 kasus dan ada dua penderita yang meninggal dunia.
“Adanya kenaikan kasus ini kami akan terapkan teknologi nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia,” kata pada peluncuran program Si Wolly Nyaman di Smart Room, Kantor Diskominfo Sleman, Selasa (16/2/2021).
Program si Wolli Nyaman ini, merupakan hasil kerja sama antara Pemkab Sleman dengan World Mosquito Program dan Yayasan Tahija. Pengendalian dilakukan dengan melepas nyamuk aydes aegypti yang mengandung bakteri Wolbachia di daerah yang kasus DBD-nya tinggi. Sebelumnya telah diujicobakan dan hasilnya cukup bagus.
“Wolbachia sangat efektif dalam menurunkan penularan virus dengue. Program ini diharapkan bisa menekan kasus di DBD,” kata Joko.
Upaya pengendalian lainnya dilakukan dengan membentuk kelompok kerja operasional (Pokjanal), terutama dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan dan perumahan dan gerakan jumlah bersih.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait