Postingan tersebut lantas mendapat beragam komentar dari para warganet. Sebagian besar dari mereka mempertanyakan langkah Keraton yang meniadakan Tapa Bisu Mubeng Beteng tersebut.
"Wes arep ilang jawaneee iki wes tak bedek sok sekaten tidak di glarr wes jawane ilang tenan," tulis pemilik akun Mbah Petrok Kantong Bolong
Pemilik akun Sutiadi Setyodiharjo menimpali “Kamangka Pura Mangkunégaran taksih badhé nggélar Kirab Pusaka Dalém”.
Seperti pemilik akun Sholihin Kawulo Alit menulis “Lestarikan budaya, Rawat Tradisi dan Jaga NKRI. Nusantara milik kita bersama”.
Namun nampaknya tradisi Tapa Bisu Mubeng Beteng tetap akan dilaksanakan oleh sebagian orang. Termasuk para peserta sarasehan budaya dan juga Angkringan Bhineka yang digelar di Dalem Benawan, kediaman dari Cucu Sri Sultan HB VIII, Gusti Kukuh Hestrianing.
Malam 1 Suro ini, sedianya Komunitas Cepuri Art akan menggelar sarasehan budaya dan Angkringan Bhineka yang membahas tentang Filosofi Tradisi Tapa Bisu Mubeng Beteng Dalam Persepektif Milenial dengan pembicara budayawan Kraton Yogyakarta, KRT Jatiningrat.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait