KULONPROGO, iNews.id - Komisi IV DPR melakukan pengawasan pemeliharaan lingkungan di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Menoreh di Kabupaten Kulonprogo, Jumat (4/2/2022). DPR ingin pelestarian dan rehabilitasi lahan di Menoreh menjadi Model pemeliharaan lingkungan bagi perusahaan pemegang izin penambangan di kawasan hutan.
Ketua Rombongan Komisi IV DPR Jarot Syaiful Hidayat mengatakan, presiden sudah meminta kepada lima perusahaan untuk melakukan rehabilitasi lahan DAS di Menoreh. Salah satunya dilakukan PT Bharinto Ekatama yang melakukan penanaman tanaman produktif menuju agro forestry di Kulonprogo.
“Saya ingin rehabilitasi lahan di sini menjadi model dalam rehabilitasi lahan, dengan tanaman produktif menggunakan bibit super premium,” kata Jarot, Jumat (4/2/2022).
Jarot mengatakan, kunjungan ini untuk memastikan bibit yang diberikan adalah super premium seperti yang dilaporkan.
“Jangan sampai laporannya super premium yang ditanam bibit yang tidak bagus bagus dan tidak dirawat dengan baik oleh masyarakat,” katanya.
Politisi PDI Perjuangan melihat bibit yang ditanam cukup bagus dengan ketinggian sudah 1,5 meter hingga 2 meter. Ke depan ini perlu dikembangkan dengan kultur dan jenis tanaman endemik.
“Saya lebih suka dengan jenis tanaman lokala seperti Durian Bawor, Musang King,” ucapnya.
Dirjen Konservasi Tanah dan Air Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan M Zainal Arifin mengatakan, PT BEK menjadi salah satu pemegang izin tambang yang diberi tugas melakukan rehabilitasi lahan di Perbukitan Menoreh. Tanaman yang ada kebanyakan tanaman segon yang pertumbuhannya cepat dan butuh air. Ke depan tanaman ini diganti dengan tanaman buah agar tidak mengganggu neraca hidrologi.
“Bukit ini akan menjadi neraca hidrologi untuk menyuplai air di Kulonprogo, Yogyakarta, Magelang hingga Purworejo,” katanya.
Tanaman buah merupakan tanaman yang bisa menampung cadangan air. Sedangkan tanaman yang ditanam berupa Alpukat Kendil, Alpukat Aligator, hingga Durian Bawor dan Musang King.
Direktur PT Bharinto Ekatama (BEK) Ignatius Wurwanto mengatakan, mereka diminta melakukan rehabilitasi lahan di Menoreh dengan luasan 250 hektar di 18 desa di Kulonprogo dan Magelang. Sejak kick off pada 17 November mereka menindaklanjuti dengan penanaman di awal Desember dan sudah 80 persen dari target 110.000 bibit.
”Kami sudah menanam 86.000 bibit dengan kualitas super premium yang bersertifikat,” katanya.
Penanaman akan diselesaikan sampai dengan Maret mengikuti curah hujan. Sedangkan perawatan akan dilakukan sampai dengan tiga tahun sampai tanaman yang ada berbuah.
“Jadi tidak hanya menanam dan berbuah, kami juga akan mendampingi petani bagaiman mengolah hasil produksi pertanian hingga pengolahan,” katanya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait