YOGYAKARTA, iNews.id - Keberadaan ikan wader (Rasbora lateristriata) di alam terancam punah. Terdapat sejumlah faktor utama yang mengancam keberadaan ikan air tawar asli perairan darat termasuk ikan wader.
Guru Besar Ilmu Manajemen Sumberdaya Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Djumanto mengatakan, ancaman tersebut sangat tinggi dengan jenis yang cukup beragam, salah satunya adalah cara penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan misalnya menggunakan alat tangkap yang merusak seperti memakai setrum atau kejut listrik.
"Spesies ikan yang berstatus rentan, yaitu ikan wader (Rasbora lateristriata) bisa menjadi kritis ketika kualitas habitat ikan wader mengalami penurunan yang sangat drastis, sehingga tidak cocok untuk berkembang biak," ujar Djumanto dikutip dari laman resmi UGM di Yogyakarta, Kamis (11/5/2023).
Selain itu, kata dia perilaku pemancing ikan maupun penggemar ikan yang kurang bertanggung jawab seperti melepaskan spesies ikan tertentu yang berakibat pada penurunan populasi ikan mangsa.
Dia menyampaikan, introduksi spesies asing yang invasif bisa menjadi kompetitor atau predator ikan asli. "Ikan yang berstatus risiko rendah bisa menjadi rentan jika tingkat penangkapan dan gangguan antropogenik lainnya sangat tinggi," katanya.
Menurutnya, perairan umum darat di DIY masih menyimpan sebanyak 47 jenis ikan meliputi 42 jenis ikan lokal atau asli dan lima jenis ikan introduksi yakni ikan red devil, guppy, nila, sapu-sapu dan ekor pedang.
Sementara, berdasarkan status keberadaannya, ikan berstatus risiko rendah sebanyak 83 persen, ikan berstatus belum dievaluasi sebesar 13 persen, sedangkan yang berstatus informasi data kurang dan rentan masing-masing dua persen.
Dia mengungkapkan, perlindungan dan pelestarian terhadap ikan asli dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu pemanfaatan ikan terkendali, pembuatan reservat, penebaran atau restocking, pengendalian ikan invasif, domestikasi ikan asli, dan modifikasi habitat pemijahan.
Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait