GUNUNGKIDUL, iNews.id - Luweng Grubug yang ada di Kabupaten Gunungkidul menjadi saksi bisu keberadaan PKI di Gunungkidul. Luweng ini menjadi tempat persembunyian dan tempat eksekusi pengikut PKI sekaligus tempat membuang preman korban penembakan misterius.
G30SPKI menjadi sejarah kelam bagi bangsa Indonesia. Sejumlah jenderal diculik dan dibunuh dengan cara kejam dan dikubur ke dalam sumur tua Lubang Buaya.
Namun bangsa Indonesia berhasil bangkit dan mampu menumpas PKI. Para pengikutnya banyak yang diburu dan dikabarkan mati dieksekusi. Tidak sedikit di antara mereka kabur dan bersembunyi.
Konon banyak pengikut PKI yang bersembunyi di gua-gua yang ada di Gunungkidul. Mereka lari dari kejaran dan memilih bersembunyi agar tidak ditangkap dalam operasi penangkapan.
Gua yang terletak di Padukuhan Jetis Wetan, Kalurahan Pacarejo, Kapanewon Semanu, Gunungkidul ini berbentuk vertikal dan oleh warga sekitar dikeramatkan karena terkenal angker. Lokasi ini diyakini menjadi tempat pembuangan jasad-jasad pengikut PKI dan preman-preman korban penembak misterius.
Lokasinya cukup terpencil dan jauh dari permukiman penduduk. Untuk sampai ke mulut gua butuh perjuangan berat karena harus berjalan kaki 30 menit. Lokasi ini tidak bisa dijangkau dengan kendaraan bermotor.
Di mulut gua terdapat beberapa besi yang terpasang kotak di bibir gua. Besi-besi tersebut dibuat sebagai alat untuk mengevakuasi jika seseorang mengalami kendala di dalam gua seperti sesak nafas atau hypotermia. Besi-besi tersebut didesain mirip katrol atau kerekan untuk menaikkan benda dari dalam.
Jika melongok ke dalam gua, suasana seram mulai tergambar. Desiran angin diselingi suara gemuruh sungai bawah tanah menjadikan suasana angker. Dengan mata telanjang, tidak bisa melihat langsung dasar sungai.
Cahaya matahari yang masuk mirip dengan temaram lampu senter di malam berkabut. Garis batas cahaya dengan kegelapan nampak tergambar jelas sehingga antara gelap dan terang sudah terlihat jelas.
Meski jaraknya puluhan kilometer dari pantai selatan, namun sungai di dasar Luweng Grubug diyakini langsung bermuara ke pantai selatan. Tidak heran arus sungai bawah tanah ini sangat deras.
Pemandu Wisata di Luweng Jomblang, Budiyanto mengaku dari cerita nenek moyangnya, Luweng Grubug banyak digunakan untuk membuang pengikut PKI. Gua ini dikenal angker dan bau anyir.
“Gua ini dikenal wingit (keramat), tidak banyak yang berani masuk. Cerita simbah banyak cerita kelam di luweng ini,” katanya.
Berdasarkan cerita, Luweng Grubug merupakan salah satu tempat eksekusi pengikut PKI. Gua ini juga untuk membuang preman yang ditembak oleh penembak misterius pada era 1980-an.
“Dari cerita, kalau eksekusi dilakukan makam hari mulai selepas Magrib,” katanya.
Saat eksekusi tidak terdengar suara rintihan meminta tolong. Hanya terdengar suara tembakan sesaat yang langsung hilang. Sedangkan warga setempat tidak ada yang berani keluar rumah ketika terdengar suara tembakan.
"Dulu, katanya masyarakat juga penasaran. Diam-diam mereka mengikuti dari kejauhan dan melihat langsung proses eksekusi," kata dia.
Menurut Budi, karena menjadi tempat eksekusi maka di dasar gua banyak ditemukan tulang manusia. Tulang-tulang tersebut diduga kuat merupakan orang-orang pengikut PKI ataupun preman yang dieksekusi di Luweng Grubug tersebut.
Pada awal tahun 1990-an lalu, ada sekelompok orang yang membersihkan tulang-tulang tersebut. Dan bahkan hingga saat ini masih banyak orang yang mendatangi Luweng Grubug untuk sekedar berziarah.
Editor : Kuntadi Kuntadi