YOGYAKARTA, iNews.id – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir memastikan kegiatan perkuliahan di Universitas Tadulako Palu sudah kembali berjalan meskipun dalam kondisi darurat. Kementerian juga mempersilahkan mahasiswa untuk mengambil kelas daring dari berbagai kampus yang ada di Indonesia.
Menristek mengatakan, saat ini pemerintah telah merencanakan untuk merehabilitasi bangunan fisik Kampus yang rusak akibat gempa. Sesuai perencanaan, nilai anggaran perbaikan diperkirakan mencapai Rp280 miliar. Hanya saja untuk alokasinya baru dapat dilakukan pada 2019 mendatang.
“Anggaran 2018 sudah habis. Kami selesaikan di Mataram, namun kembali terjadi bencana di Palu,” ujar Nasir di Yogyakarta, Kamis (25/10/2018).
Selain itu, Kementerian juga akan melakukan perbaikan pada sistem kuliah. Mahasiswanya bisa mengikuti kuliah daring dari beberapa kampus di Indonesia. Seperti yang ditawarkan oleh Universitas Indonesia. Begitu juga dengan Universitas Hasanuddin dan Universitas Negeri Makasar yang menawarkan kredit transfer semester untuk kuliah di Sulawesi Selatan (Sulsel).
“Mahasiswa bisa kuliah di sana dan nanti nilainya akan ditranfer ke Tadulako,” katanya.
Menristekdikti M Nasir mengungkapkan, langkah ini perlu dilakukan agar mahasiswa tidak melakukan eksodus. Namun mereka bisa tetap berada di Palu dan tetap belajar dan kuliah. Kementerian juga akan memberikan beasiswa pendidikan bagi mahasiswa melalui jalur prestasi dan bidik misi.
“Kami siapkan beasiswa seperti di Mataram. Setiap semester nanti akan dievaluasi,” ucapnya.
Diketahui, bencana gempa bumi dan tsunami tidak hanya merusak bangunan Universitas Tadulako, namun sejumlah kampus swasta lain. Saat ini pemerintah melalui Kemenristekdikti masih mendata jumlah mahasiswa yang menjadi korban bencana di Palu dan Donggala. Namun dipastikan saat ini perkuliahan sudah berjalan meski dalam keterbatasan.
“Kuliah saat ini sudah mulai berjalan. Kemarin kami mengirim 20 sampai 40 tenda darurat,” tuturnya.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait