SLEMAN, iNews.id- Ratusan ternak di Kabupaten Sleman kini diindikasikan terjangkit Lumpy Skin Disease (LSD). Area sebaran penyakit ini pun kian meluas. Setidaknya ada 14 Kapanewon yang beberapa ternaknya terjangkit LSD.
Kepala Bidang Peternak, DP3 Sleman drh Nawangwulan mengungkap, kasus tersebut diketahui terjadi di 14 kapanewon. Dari data sementara yang mereka kumpulkan, ada sebanyak 205 kasus ternak bergejala di Kabupaten Sleman.
"Kami mencatat, jumlah kasus itu terdiri dari 182 suspect dan 23 ternak terkonfirmasi positif," tutur dia, Senin (13/2/2023).
Berada di wilayah Sleman bagian barat seperti Kapanewon Moyudan, Minggir, dan Seyegan. Populasi ternak di wilayah itu ada cukup banyak sehingga penyebarannya juga lebih banyak.
Pemicunya karena beberapa faktor, salah satunya lalu lintas hewan ternak yang padat. Namun sejauh ini para peternak aktif melaporkan kondisi ternak mereka kepada petugas. Demikian juga petugas di tingkat Puskeswan bergerak cepat melakukan tracing.
Dia mengimbau kepada peternak, baik perorangan maupun kandang kelompok, untuk bisa mengantisipasi penyakit infeksius ini. Dia meminta kepada peternak untuk melakukan gerakan kebersihan kandang. "Ya minimal sekali dalam sepekan agar kandang bisa bersih dan syukur steril," ujarnya.
Langkah ini bertujuan mencegah LSD melalui vektor pembawa virus seperti nyamuk, lalat maupun caplak. Selain itu, peternak diminta jeli melihat kondisi ternak.
Menurutnya ada beberapa gejala yang perlu diwaspadai, yakni penurunan nafsu makan dan bentol- bentol di sekitar leher ternak. Dan apabila ada ternaknya bergejala mirip LSD, segera melapor ke petugas Puskeswan terdekat. "Harapannya agar segera mendapat penanganan,"ujarnya.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait