Salah satu ternak sapi di Sleman yang terjangkit penyakit LSD. Di bagian kulit lehernya timbul benjolan-benjolan. (Foto : Antara/HO DP3 Sleman)

Pemkab Sleman juga mengambil langkah antisipasi dalam bentuk vaksinasi. Vaksinasi ini menjadi salah satu upaya yang diperlukan dalam pengendalian penyakit. "Kami berharap peternak tidak menolak vaksinasi," kata dia. 

Nawang mengatakan, masih ada sejumlah peternak di Sleman yang menolak ternaknya untuk divaksin. Namun demikian, pihaknya terus berusaha memberikan pemahaman kepada peternak, agar turut mendukung penanganan dan pemberantasan penyakit LSD.

Pada tahap pertama, Sleman telah mendapatkan 1.300 dosis vaksin LSD dan sudah disuntikkan kepada ternak sasaran. Pada tahap kedua, Pemkab Sleman mendapatkan alokasi 900 dosis.  Vaksin tahap kedua belum disuntikkan, karena petugas vaksinator masih berupaya menyelesaikan capaian realisasi vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dosis 1 dan dosis 2 terlebih dahulu. 

"Karena untuk mencegah munculnya PMK gelombang kedua. Penyuntikan vaksin PMK rencananya sembari vaksinasi LSD," ungkapnya . 

Kepala DP3 Sleman, Suparmono menerangkan, jumlah populasi ternak yang rentan terpapar penyakit LSD di Kabupaten Sleman ada sekitar 33.000 ekor. Jumlah itu terdiri dari beberapa jenis ternak. Antara lain sapi potong sebanyak 29.495 ekor, sapi perah 3.281 dan populasi kerbau 184 ekor. "Vaksin LSD hanya diberikan satu dosis dan kategori vaksinnya aktif,"ucapnya.


Editor : Ainun Najib

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network