Wisatawan memadati Pasar Kebon Empring untuk berburu kuliner tradisional Bantul.(Foto: MPI/erfan Erlin)

Meski cukup, konstiribusi ke kalurahan memang masih kecil. Sebab tidak ada retribusi khusus bagi pengunjung. Wisatawan hanya diminta diminta membayar biaya parkir, itupun sukarela.

Namun demikian, pihak kalurahan terus mendorong agar destinasi ini berkembang. Dana stimulan yang diberikan pada 2019 mencapai Rp300 juta untuk pengembangan 10 destinasi wisata. Kemudian tahun 2020 ada anggaran yang sama namun alokasinya sudah mengerucut ke beberapa destinasi.
 
Tahun ini alokasi anggaran masih tetap ada meski jumlah turun menjadi Rp100 juta. Oleh desa wisata Rp40 juta untuk operasional, Rp60 juta untuk 3 destinasi yaitu Bukit Tinatar, Gunung Wangi dan Taman Girly.

“Dari 170.000 penduduk Srimulyo, ada 1.400 yang mengelola destinasi wisata yang didominasi ibu-ibu rumah tangga yang mengelola lapan kuliner,” ujarnya. 

Jumlah wisatawan yang datang cukup tinggi, seperti Pasar Kebon Empring bisa 1.500 orang pada akhir pekan. Sehingga sebulan bisa mencapai 8-9.000 orang. Belum lagi di Watu Amben dan Bukit Bintang yang dikunjungi 24 jam.


Editor : Kuntadi Kuntadi

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network