GUNUNGKIDUL, iNews.id-Kabupaten Gunungkidul memiliki garis pantai terpanjang di wilayah DIY. Namun saat ini mereka hanya memiliki satu peralatan Early Warning System (EWS) untuk bahaya tsunami.
Seperti diketahui di samudera Selatan pulau Jawa terdapat megatrust yang saat ini masih aktif. Sejumlah pihak memprediksi ada potensi gempa besar di wilayah selatan pulau Jawa dan bisa memicu tsunami.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Purwono mengakui meskipun pantai di wilayah mereka cukup panjang namun mereka masih minim memiliki peralatan peringatan dini untuk bencana tsunami. Hingga saat ini baru ada satu EWS tsunami yang terpasang di pesisir selatan Gunungkidul.
"EWS itu ada di Pantai Sadeng. Pelabuhan ikan di wilayah paling timur Gunungkidul,"ujar dia.
EWS tersebut sangat penting untuk sebuah peralatan mitigasi bencana. Dengan EWS ini diharapkan mampu mengurangi potensi korban lebih banyak ketika terjadi bencana yang tidak diinginkan.
Purwono mengaku masih beruntung karena EWS tsunami tersebut sampai saat ini masih berfungsi. Karena sebagian EWS yang dimiliki oleh Gunungkidul sampai saat ini dalam kondisi rusak.
"Ada 8 EWS yang kami miliki saat ini dalam kondisi rusak,"ujarnya.
Dia menambahkan saat ini Gunungkidul memiliki 24 EWS masing-masing 23 EWS longsor dan 1 EWS tsunami. Jumlah tersebut sebenarnya sangat kurang, terlebih untuk EWS tsunami. karena garis pantai wilayah Gunungkidul cukup panjang mencapai 78 kilometer.
Karena menyadari potensi gempa dan tsunami masih mengancam, pihaknya kini masih berusaha membentuk kelurahan tanggap bencana di sepanjang pesisir selatan Gunungkidul. Dan bahkan sudah ada 1 Kalurahan yang mendapat predikat ready tsunami dari UNESCO.
"Kalurahan Kemadang, Kapanewon (Kecamatan) Tanjungsari, Gunungkidul dinobatkan sebagai Kalurahan Ready Tsunami oleh UNESCO,"ujarnya
Oleh karenanya, guna mendukung program tersebut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul mengusulkan perbaikan jalur evakuasi di Kalurahan Kemadang tersebut.
Anggota Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kemadang, Surisdiyanto mengatakan, Kemadang baru saja ditetapkan sebagai Ready Tsunami tanggal 26 Desember 2022 lalu. Ada 8 Desa yang lain di Indonesia juga ditetapkan serupa.
"Selain Kemadang memang ada 8 desa lain di Indonesia yang mendapat status serupa," katanya
Dia mengatakan pihaknya memang berupaya keras untuk menjadikan Kemadang sebagai Desa yang siap ketika terjadi tsunami. Sebab potensi kerusakan di wilayah Kemadang cukup besar.
Di mana karakteristik pantai terutama Baron memang memungkinkan air masuk cukup jauh ke daratan ketika terjadi tsunami. Warga di kawasan Kemadang saat ini sudah beberapa kali mendapatkan pelatihan bencana tsunami.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait