YOGYAKARTA, iNews.id -Minyak goreng curah di Kota Yogyakarta harganya masih tinggi. Hingga pekan ketiga November 2021 tetap bertahan di harga tinggi Rp19.000 per kilogram.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan dari hasil pemantauan harga komoditas minyak goreng curah masih cukup tinggi. Meski demikian dia memastikan jika persediaannya cukup.
Naiknya harga minyak goreng curah tersebut, lanjut dia, juga turut mempengaruhi daya beli masyarakat yang mengalami penurunan cukup signifikan.
"Jumlah pembelian berkurang karena memang harganya cukup tinggi," kata Heroe Poerwadi saat melakukan pemantauan harga komoditas kebutuhan pokok di Pasar Kranggan, Yogyakarta, Rabu (24/11/2021).
Oleh karenanya, Heroe berharap rencana intervensi yang disiapkan pemerintah dengan memberikan penugasan ke sejumlah produsen minyak goreng untuk membuat minyak kemasan sederhana atau kemasan bantal dapat membantu menurunkan harga di tingkat pedagang. Kemasan sederhana itu rencananya dijual dengan harga Rp14.000 per liter.
Sedangkan untuk komoditas kebutuhan pokok lain, Pemerintah Kota Yogyakarta memastikan harganya stabil dan persediaannya cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun. "Ada sedikit kenaikan untuk cabai karena memang saat ini musim hujan," katanya.
Harga cabai rawit merah semula Rp23.000 per kg mengalami kenaikan menjadi Rp25.000 per kg, cabai merah keriting naik Rp1.000 menjadi Rp32.000 per kg, dan cabai merah besar bertahan Rp40.000 per kg.
Komoditas telur ayam ras tetap stabil yaitu Rp23.000 per kg, ayam potong Rp34.000 per kg, dan beras premium dijual dengan harga Rp10.300 per kg.
Sementara itu, Heri Yuwono salah seorang pedagang minyak goreng di Pasar Kranggan mengatakan, kenaikan minyak goreng curah cukup tinggi dari semula Rp12.000 per kg menjadi Rp19.000 per kg.
"Harga ini cukup tinggi. Ada juga pedagang yang menjual sampai Rp20.000 per kg," katanya.
Kenaikan harga minyak goreng curah tersebut, lanjut dia, berpengaruh pada penurunan omzet, dari semula dapat menjual 20-25 jerigen per hari turun menjadi 10 jeriken per hari.
"Apalagi sekarang masih pandemi sehingga penurunan omzet ini sangat terasa," katanya.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait