Gua Luweng Grubug di Padukuhan Jetis Wetan, Kalurahan Pacarejo, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul, konon disebut tempat pembantaian PKI. (Foto: MPI)

GUNUNGKIDUL, iNews.id - Gerakan 30 September PKI atau G30SPKI menjadi sejarah kelam bangsa Indonesia. Sejumlah jenderal diculik dan dibunuh dengan cara kejam dan dikubur ke dalam sumur tua di Lubang Buaya.

Di Gunungkidul, DI Yogyakarta juga terdapat tempat yang menjadi saksi bisu keberadaan PKI yakni Gua Luweng Grubug. Konon ini menjadi tempat persembunyian dan eksekusi pengikut PKI, sekaligus membuang preman korban penembakan misterius

Gua Luweng Grubug terletak di Padukuhan Jetis Wetan, Kalurahan Pacarejo, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul. Bentuknya vertikal dan oleh warga sekitar dikeramatkan karena terkenal angker.

Lokasinya cukup terpencil dan jauh dari permukiman penduduk. Untuk mencapai tempat ini, butuh sekitar 30 menit berjalan kaki sampai ke mulut gua dan tidak bisa dijangkau dengan kendaraan bermotor.

Pada bagian mulut gua terdapat beberapa besi yang terpasang kotak di bagian depan. Besi-besi tersebut dibuat sebagai alat untuk mengevakuasi jika seseorang mengalami kendala dalam gua seperti sesak napas atau hipotermia. Besi-besi tersebut didesain mirip katrol atau kerekan untuk menaikkan benda dari dalam.

Jika melongok ke dalam gua, suasana seram mulai tergambar. Desiran angin diselingi suara gemuruh sungai bawah tanah menjadikan suasana angker. Dengan mata telanjang, tidak bisa melihat langsung dasar sungai.

Cahaya matahari yang masuk mirip dengan temaram lampu senter di malam berkabut. Garis batas cahaya dengan kegelapan tampak tergambar jelas sehingga antara gelap dan terang sudah terlihat jelas.

Meski jaraknya puluhan kilometer dari pantai selatan, sungai di dasar Luweng Grubug diyakini langsung bermuara ke pantai selatan. Tidak heran arus sungai bawah tanah ini sangat deras.  

Pemandu Wisata di Luweng Grubug Budiyanto mengaku dari cerita nenek moyangnya, tempat ini banyak digunakan untuk membuang pengikut PKI. Itulah mengapa gua ini dikenal angker dan bau anyir. 

“Gua ini dikenal wingit (keramat), tidak banyak yang berani masuk. Cerita si mbah, banyak kisah kelam di luweng ini,” katanya. 


Editor : Donald Karouw

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network