Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu"ti (foto: MPI)

Menurutnya pemilihan presiden dan wakil presiden tetap dilakukan seperti sekarang ini. Sementara pemilihan eksekutif di provinsi ataupun daerah tingkat 2 juga dilakukan seperti sekarang ini namun dengan penyempurnaan di mana pemilihan harus berlangsung damai dan berperadaban

"Suksesi harus memberi kesempatan luas bisa dimaknai suksesi 2019 hanya ada dua pasang. Di mana dua capres bersaing yang ternyata cukup membahayakan negara karena eksesnya," ujarnya.

Dia menyebut polarisasi yang timbul dalam persaingan pemilihan presiden 2019 lalu di mana ada beberapa yang dianggap tidak fair saat ini masih terasa dampaknya. Sampai saat ini masih ada eksploitasi isu rasial yang membahayakan keberlangsungan negara ini.

Selain mengingatkan soal suksesi kepemimpinan nanti, Muhammadiyah juga menganggap sistem pemilu harus diubah. Di mana sistem saat ini yaitu proporsional terbuka diubah menjadi proporsional tertutup atau sistem terbuka terbatas. "Usulan tersebut sudah menjadi keputusan tahun 2014 lalu," ujarnya.

Muhammadiyah menilai pemilu proporsional terbuka sarat dengan masalah. Karena sistem proporsional terbuka melahirkan oligarki yang sudah mendarah daging. Di mana kualitas anggota DPR terpilih tidak ideal yang diharapkan di mana sistem liberal kesempatan dan keterpilihan ditentukan jumlah suara. 

"Ya memang sistem proporsional terbuka itu selama ini dianggap paling demokratis karena tidak ada suara yang terhubung sia-sia," tutur dia.

Abdul Mukti menyebut sistem terbuka ini melahirkan berbagai praktik politik curang, culas dan kanibal. Di mana ada vote buying dan kandidasi buying, yang memungkinkan satu orang pindah dari satu partai ke partai lain. Dan tentu transfer politik ini tidak dilakukan secara cuma-cuma. Seperti sepakbola tentu dalam transfer dengan nominal tertentu yang menyertainya.

Dia menyebut vote buying dengan membeli suara. Sehingga sistem itu akan dimenangkan pemilik kapital, pemilih cenderung tidak memilih yang memiliki integritas tetapi isi tas. "Memungkinkan kanibal. Di mana persaingan justru di internal partai itu sendiri," ujarnya.


Editor : Ainun Najib

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network