Rendahnya okupansi ini, diyakini tidak lepas dari larangan mudik dan penyekatan kendaraan. Tamu hotel yang menginap hanyalah wisatawan lokal. Meski ada beberapa yang datang dari Jawa Tengah yang tidak begitu signifikan.
“Kami sangat mendukung program pemerintah, namun harus ada solusi untuk meringankan beban pengelola hotel,” katanya.
Dalam kondisi tertatih-tatih, hotel tetap membayar gaji karyawan, listrik, BPJS dan biaya operasional lainnya. Padahal pendapatan yang diterima hotel sangatlah terbatas karena hanya mengandalkan dari tamu.
“Mudah-mudahan tidak ada perpanjangan penyekatan,” katanya.
Public Relations Manager Grand Inna Malioboro, Retno Kusumo mengatakan, selama Lebaran tingkat hunian di Grand Inna Malioboro mencapai 21,5 persen. Kebetulan lokasi hotel berada di jantung Kota Yogyakarta yang ada di Jalan Malioboro. Selain itu mereka juga menerapkan promo staycation untuk menarik orang menginap di hotel saat lebaran.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait