Sejak gempa 2006, secara bertahap proses pemulihan di Kotagede dilakukan. Banyak pihak yang ikut serta mulai dari masyarakat setempat, pelestari, pemerintah, hingga donatur swasta lokal hingga internasional. Rumah berusia hampir 200 tahun yang kini menjadi Omah UGM merupakan salah satu bangunan tua yang mampu bertahan terhadap gempa meski mengalami sejumlah kerusakan.
Melalui kerja sama dengan berbagai pihak, bangunan yang mengalami kerusakan ini ditransformasi menjadi pusat gerakan pelestarian budaya UGM dan pusat pelatihan mitigasi bencana pada cagar budaya.
Saat ini Omah UGM digunakan untuk aktivitas perkuliahan dan penelitian Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan UGM. Fungsinya sebagai media pembelajaran pelestarian pusaka termasuk pengelolaan risiko bencana untuk pusaka berbasis 3K, bahkan menjadi materi tugas studio mahasiswa terkait olah desain arsitektur pusaka.
“Omah UGM menjadi rumah bagi gerakan baru konservasi cagar budaya di Jogja dan juga di Indonesia,” jelas Sita panggilan akrab Laretna Trisnantari Adishakti.
Tempat ini juga banyak dikunjungi pelajar, wisatawan, atau masyarakat pada umumnya untuk kegiatan edukasi, wisata, ataupun produksi foto dan video. Wajah bangunan yang khas beserta barang-barang antik yang tersimpan rapi di dalamnya menjadikan Omah UGM lokasi yang menarik untuk dikunjungi berbagai kalangan.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait