YOGYAKARTA, iNews.id- Ternyata hampir 50 persen masyarakat di Indonesia yang memeriksakan diri ke dokter terkait dengan gangguan kesehatan mental. Data ini diungkap oleh pakar kesehatan mental Universitas Gadjah Mada (UGM), Yayi Suryo Prabandari.
"Hampir 50 persen pasien yang datang ke dokter itu berhubungan dengan psikologi," ujar Yayi Suryo di Yogyakarta, Selasa (2/2/2023).
Yayi menyebut dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2018 lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional. Kemudian lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi.
"Para orang tua, guru, serta lingkungan sekitar perlu mengetahui gejala awal bagi orang yang mengalami gangguan kesehatan mental," ujarnya.
Gejala awal gangguan kesehatan mental, menurut Yayi Suryo dapat dilihat dari munculnya beberapa penyakit tertentu sampai menimbulkan stres, karena adanya perasaan tertekan, cemas atau tegang, sehingga menuntut tubuh seseorang untuk melakukan penyesuaian.
"Dalam kondisi stres yang berkepanjangan perlu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan yang profesional," ujarnya.
Penyebab timbulnya stres bisa disebabkan oleh pekerjaan hingga faktor ekonomi, relasi hubungan dengan pasangan dan orang tua yang tidak harmonis.
"Dia menyampaikan bahwa gangguan kesehatan mental bisa menimbulkan dampak pada gangguan secara fisik, pikiran dan emosional," ujarnya.
Gejala umum stres yang ditemui pada gangguan fisik adalah mudah kelelahan, pusing, diare, tekanan darah naik, mual, sakit di dada, gemetar. Kemudian sakit perut, sulit tidur, susah bernafas, peningkatan detak jantung hingga gatal-gatal di kulit.
"Gangguan pikiran ditunjukkan adanya sulitnya konsentrasi, mudah lupa, sulit mengambil keputusan, distorsi, berpikir irasional, sulit mengingat, paranoia, kesulitan menyelesaikan masalah dan gagal fokus," ucapnya.
Sementara gangguan emosional dapat dilihat dari tanda seseorang itu mudah marah, menarik diri, banyak absen (tidak hadir). Kemudian sering terlambat, terlalu sensitif, menyelesaikan masalah dengan pelarian ke minuman keras hingga konsumsi obat-obatan dan rokok.
"Jika dibiarkan berlarut, tingkat stres yang berlebihan bisa menjurus pada kondisi depresi. Gejalanya munculnya perasaan sedih yang berlebihan, kehilangan minat dan kesenangan, perasaan merasa tidak berguna, gangguan tidur dan gangguan selera makan, menjadi tidak bersemangat, mengalami konsentrasi rendah dan perasaan tidak berdaya," katanya.
"Depresi ini sangat berbahaya jika punya ide bunuh diri. Dimulai dari mengurung diri, maka bisa memunculkan seseorang untuk ide bunuh diri," ucapnya.
Hal ini perlu disosialisasikan pada orang tua dan guru di sekolah sehingga bisa mendeteksi jika ada remaja yang mengalami gangguan kesehatan mental di awal. "Bisa identifikasi, gejala depresi ringan dan sedang bisa konsultasi dengan profesional," ujarnya.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait