Mbah Tumi membuat minyak klentik di rumahnya di Wonosari, Gunungkidul. (Foto: iNews.id/Kismaya Wibowo)

GUNUNGKIDUL, iNews.id - Seorang nenek di Kabupaten Gunungkidul Tumi (70) masih setia menekuni usaha membuat minyak kelapa atau dikenal dengan minyak klentik. Warga Pedukuhan Gedangsari, Kalurahan Baleharjo, Wonosari ini sudah lebih dari 50 tahun menjalani profesinya yang semakin langka. 

Setiap harinya, Mbah Tumi membuat minyak klentik menggunakan 50 butir kelapa. Satu butir kelapa dibeli dengan harga Rp5.000 sampai Rp6.000 dengan hasil 3 liter minyak goreng. Minyak ini kemudian dijual dengan ukuran 600 mililiter seharga Rp50.000.   

“Sebelum minyak langka harganya Rp40.000 kalau yang besar Rp125.000,” kata Mbah Tumi, selasa (1/3/2022). 

Proses produksi minyak kelapa, dimulai dengan mengupas kelapa dan selanjutnya diparut. Parutan kelapa inilah kemudian dicampur sedikit air sehingga muncul santan. Santan ini kemudian dimasak di atas bara api sampai menggumpal menjadi blondo. Terakhir blondo disaring untuk menghasilkan minyak kelapa. 

Sisa produksi minyak berupa blondo ternyata juga laku dijual. Setiap kilogramnya dijual seharga Rp90.000. Blondo kerap dijadikan lauk dan bahan makanan pelengkap gudeg.

Tumi mengaku awalnya dia hanya ikut kakaknya membuat minyak kelapa. Namun setelah kakaknya berhenti, dia melanjutnya usaha ini bersama dengan suaminya.


Editor : Kuntadi Kuntadi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network