JAKARTA, iNews.id - Pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dinilai tendensisus dan menimbulkan kegaduhan di masyarakat. Dalam pernyataannya Yaqut Cholil Qoumas mengklaim sepihak jika Kementerian Agama (Kemenag) bukan hadiah dari negara untuk umat Islam secara keseluruhan, tapi hadiah negara secara khusus kepada Nahdlatul Ulama (NU).
Anggota DPR dari FPAN, Guspardi Gaus menilai pernyataan Yaqut bersifat tendensius dan menimbulkan kegaduhan di masyarakat. "(pernyataan itu) Juga menafikan peranan dan sikap toleransi para wakil-wakil pemimpin Islam saat pendirian Kemenag," ujar Guspardi di Jakarta, Minggu ( 24/10/2021).
Dia mengungkapkan merujuk sejarah pembentukan, Kemenag ditetapkan dengan Penetapan Pemerintah No 1/SD tanggal 3 Januari 1946. Dan itu dipandang sebagai kompensasi atas sikap toleransi wakil-wakil pemimpin Islam moncoret tujuh kata dalam Piagam Jakarta yaitu, Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
Menurut Guspardi, penyataan Yaqut telah mengaburkan bahkan menghilangkan peran aktif dan sikap toleransi dari wakil-wakil pemimpin Islam ketika itu.
Selain itu, kompromi sejumlah perwakilan pemimpin organisasi Islam maknanya bukan cuma untuk NU, tapi juga ormas Islam lainnya yang mempunyai peranan dan kontribusi dalam pembentukan Kemenag.
"Ditambah lagi, jika memang hadiah khusus negara untuk NU, kenapa Menag pertama yang ditunjuk bukan tokoh yang berasal dari NU, melainkan tokoh Muhammadiyah bernama H.M. Rasjidi. Beliau adalah seorang ulama berlatar belakang pendidikan Islam modern lulusan Al Azhar Kairo dan Universitas Sorbonne, Prancis," ucapnya.
MUI Ingatkan Kemenag Milik Semua Agama
Sementara itu, Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhammad Cholil Nafis mengingatkan Kemenag merupakan milik semua agama di Indonesia.
Bahkan menurutnya Kemenag juga merangkul aliran kepercayaan yang dianut sebagian masyarakat Indonesia.
"Indonesia hadiah dari Allah untuk bangsa, dan Kementerian Agama itu mengurusi semua agama bahkan kepercayaan. Bukan hadiah buat NU saja," kata Cholil melalui akun Twitternya @cholilnafis, Senin (25/10/2021).
Dia pun menegaskan perjuangan tokoh-tokoh NU itu ditujukan untuk seluruh bangsa Indonesia. Hal itu menurutnya terlihat saat Kiai Hasyim Asy’ari mengeluarkan resolusi jihad untuk semua golongan.
Oleh sebab itu, Cholil Nafis meminta semua elemen bangsa terus menegakkan semangat kebinekaan. "NU itu jam’iyah sedari dulu untuk semua golongan," ucapnya.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait