GKR Bendara menyarankan harus ada pertemuan kedua belah pihak. Apalagi lokasinya berada di Sumbu Filosofi Yogyakarta yang merupakan cagar budaya. Jangan sampai usulan warisan dunia ke Unesco juga menutup pintu-pintu ekonomi masyarakat.
Untuk itulah penyelenggara dan Pemkot Yogyakarta harus bertemu, duduk bersama membahas kelanjutan pasar malam tersebut. Karena mungkin selama ini keduanya belum pernah bertemu karena kesibukan masing-masing.
"Jadi tinggal duduk bareng bersama aja. Mungkin karena satu atau dua pihak lagi sibuk, yang satu lagi mau ngadain acara yang satu lagi mau tutup buku tahunan jadi kurang ngopi saja tuh. Kurang ngopi bersama tapi masalah-masalah kayak kemacetan bisa dikomunikasikan," kata dia.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait