Lebih lanjut, ia menyebut nyamuk ber-Wolbachia sudah dikembangkan di Yogyakarta sejak tahun 2011 dengan mengawinsilangkan (backrossing) dengan nyamuk lokal di Indonesia. Pada tahun 2017 hingga 2020 ia bersama tim WMP melakukan penelitian Aplikasi Wolbachia dalam Eliminasi Dengue (AWED) yang hasilnya sudah dipublikasikan di jurnal ilmiah the New England Jurnal of Medicine (NEJM).
Pascaberakhirnya penelitian pada tahun 2020, teknologi Wolbachia telah menjadi program pelengkap pemerintah daerah dalam mengendalikan DBD. Pihaknya bekerja sama dengan pemerintah daerah Sleman dengan program Si Wolly Nyaman (Si Wolbachia Nyamuk Aman Cegah DBD di Sleman) dan bersama pemerintah daerah Bantul dalam program WoW Mantul (Wolbachia Wis Masuk Bantul) sejak Oktober 2021 hingga sekarang.
Dengan penelitian tersebut, ia memiliki harapan besar inovasi yang sudah dihasilkan bisa membantu pemerintah dalam mengatasi persoalan kesehatan dengan mengurangi angka penyebaram DBD di Yogyakarta dan Indonesia.
"Harapannya inovasi teknologi Wolbachia ini bisa menguatkan dan melengkapi program pengendalian DBD di Indonesia yang sudah ada. Seperti PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) supaya masyarakat bisa lebih sehat dan terhindar dari penyakit DBD," ujar penyuka musik Piano ini.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait