KULONPROGO, iNews.id - Sebanyak 71 hektare lahan pertanian di daerah irigasi Papah di Kapanewon Pengasih dan Sentolo, Kulonprogo terancam puso. Hal ini diakibatkan adanya kerusakan irigasi tertutup Papah yang belum tersentuh anggaran perbaikan.
Atas kondisi ini, gabungan perkumpulan petani pemakai air (P3A) dari kalurahan Kedungsari, Pengasih dan di Sukoreno, Sentolo mengadu ke DPRD Kulonprogo. Mereka ingin ada solusi karena saat ini tanaman padai sudah berusia 30 hari pada masa tanam kedua.
“Kami mohon dibantu memperjuangkan percepatan perbaikan dan rehabilitasi, karena tanaman yang ada terancam puso,” kata Sukoreno Ollan Suparlan kepada Komisi II DPRD Kulonprogo, Rabu (7/6/2023).
Petani dan warga sebenarnya merelakan tanah hak milik mereka dipakai untuk membangun saluran air. Warga hanya ingin ada ganti rugi terhadap tanaman yang ditebang dampak perbaikan saluran air.
Warga mengingkan saluran irigasi dibangun dengan buis beton yang berkualitas agar tidak mudah rusak. Apalagi belum lama warga pernah dengan swadaya melakukan perbaikana secara mandiri.
“Ini masalah pendapatan petani dan ketahanan pangan masyarakat, apakah tidak bisa diutamakan," kata Ollan.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait