Penduduk Kampung Pogung Kidul yang pada awalnya hidup dalam budaya agraris dan berpola subsisten kemudian berkembang dalam sistem ekonomi yang berada di luar basis pertanian. Hal ini seiring dengan meningkatnya pembangunan di dalam dan di sekitar kampung, alih fungsi lahan serta alih pekerjaan di bidang nonpertanian pun meningkat. Sebagian besar warga mengubah fungsi rumahnya menjadi kos-kosan dan atau rumah makan
Secara umum, sejarah Pogung Kidul terkait dengan wilayah Pogung yang lebih luas, yang dikenal dengan sebutan 'labirin' karena banyaknya jalan tertutup atau diportal pada malam hari. Kawasan Pogung berlokasi di utara UGM yang merupakan daerah indekos dan permukiman padat.
Asal Mula Nama Pogung diduga berasal dari kata 'gong' yang berkaitan dengan penutup sumur besar di daerah tersebut. Masyarakat khawatir air dari sumur tersebut akan membludak, sehingga ditutupi dengan gong.
Pogung awalnya daerah 'Babat Alas' atau hutan, kemudian berkembang menjadi permukiman yang padat dan dikelilingi berbagai fasilitas seiring dengan perkembangan UGM. Asal mula Desa Pogung juga diyakini berasal dari Babat Alas seorang kyai yang makamnya berada di desa tersebut.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait