Tiga pakar UGM menjelaskan bahaya menyembelih hewan mati karena penyakit. (foto: istimewa)

Penyakit antraks yang menyerang hewan, masih bisa ditangani dengan terapi pengobatan. Bakteri yang ada masih sensitif dengan antibiotik. Sedangkan untuk pencegahan dilakukan vaksinasi yang terus diulang setiap enam bulan. 

“Antraks yang menyerang manusia ada empat, antraks kulit, antraks saluran pencernaan, antraks saluran pernapasan, serta antraks injeksi,” katanya. 

Epidemiolog UGM, Citra Indriani mengatakan, kasus antraks yang paling sering ditemukan di Yogyakarta adalah antraks kulit. Sedangkan kasus antraks saluran pernafasan dan antraks injeksi hingga kini belum pernah ditemukan di Indonesia. 

“Antraks kulit bisa muncul ketika seseorang menyembelih hewan yang terinfeksi, lalu darah yang keluar kontak dengan kulit yang terdapat luka. Gejala awalnya adalah gatal lalu berkembang cepat menjadi luka antraks dan pembengkakan,” kata Citra. 

Antraks pada manusia juga bisa ditangani dengan deteksi dini serta pengobatan yang sesuai. Namun upaya pencegahan lebih penting untuk diperhatikan.

“Begitu ada antraks perlu ada pengendalian terus menerus, dari segi lingkungan. Jika memiliki gejala bisa langsung datang ke fasilitas kesehatan karena dokter sudah bisa mendeteksi dini kasus antraks pada manusia,” katanya.


Editor : Kuntadi Kuntadi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network