Mali dan mitra internasionalnya telah memerangi ekstremis KKB selama hampir satu dekade. Situasinya menunjukkan tanda-tanda memburuk setelah Prancis mulai menarik pasukannya menyusul serangkaian perselisihan dengan pemerintah Mali.
Pada 2013, Prancis memimpin operasi militer untuk mengusir militan Islam dari kekuasaan di kota-kota besar di utara Mali. Tetapi elemen-elemen itu akhirnya berkumpul kembali dan mulai melakukan serangan ke arah selatan terhadap militer dan penjaga perdamaian PBB.
Rencana penarikan Prancis datang setelah junta yang dipimpin oleh Kolonel Assimi Goita melakukan dua kudeta dalam periode sembilan bulan pada 2020 dan 2021. Para pengamat khawatir kekacauan tersebut telah menciptakan kekosongan kekuasaan lain bagi para ekstremis untuk melakukan lebih banyak serangan.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait