sosiolog UGM Arie Sujito (Foto: istimewa)

Yang kedua, media dan publik terlalu terpukau oleh manuver-manuver elit kandidat yang mau maju. Misalnya soal deklarasi, pertemuan dukungan, dan manuver politik pilpres. Padahal, ada masalah-masalah mendasar negara yang tidak bisa selesai hanya dengan sosok figur tanpa mengurai masalahnya.

Dan ketiga, pendekatan yang selama ini dipakai untuk mentransformasikan politik demokrasi kurang berhasil gara-gara tidak mengkoreksi pendekatannya karena hanya mengandalkan pendekatan hukum yang elitis. 

“Sebaliknya pendekatan sosio kultural, bagaimana mencegah pendangkalan politik ini tidak ada yang melakukannya. Semestinya semuanya mmeiliki cara bagaimana membuat masyarakat terlibat aktif dalam upaya pencegahan pendangkalan politik yang berbasis kebencian ini,” kata Arie. 

Bangsa Indonesia saat ini telah kehilangan energi untuk menghadapi masalah sesungguhnya, seperti resesi dunia, perubahan iklim, ketimpangan, kemiskinan, dan isu kesehata. Pimpinan partai maupun para calon kandidat harus berkomitment untuk menghentikan narasi politik identitas di pilpres 2024.

“Kita tidak ekstrim dengan deklarasi, tetapi harus diimbangi dengan narasi baru tentang Indonesia masa depan. Bagaimana menghadapi masalah-masalah riil dan konkrit yang ada di depan mata,” katanya. 


Editor : Kuntadi Kuntadi

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network