YOGYAKARTA, iNews.id - Tari Bedhaya Ketawang mengiringi setiap upacara labuhan (lepas sesaji ke laut) di pantai selatan. Dalam tradisi kekuasaan Kasunanan Surakarta maupun Kasultanan Yogyakarta, tari Bedhaya Ketawang memiliki posisi penting.
Bedhaya Ketawang yang dimainkan oleh sembilan perempuan cantik, yakni dengan gerak tubuh mengikuti irama gamelan yang terdengar mistis, merupakan media menghadirkan Ratu Kidul, penguasa laut selatan.
Roh halus sang Ratu akan hadir dengan cara merasuki tubuh salah satu penari. Selanjutnya si penari berparas rupawan akan dibawa ke ruang khusus untuk kemudian disetubuhi Raja Jawa.
“Guna mengundang roh halus Ratu Kidul agar bersetubuh dengan sang raja,” demikian dikutip dari buku Perempuan-perempuan Perkasa di Jawa Abad XVIII-XIX (2016), Sabtu (4/3/2023)
Di Kasultanan Yogyakarta, tari Bedhaya Ketawang disebut sebagai tari Bedhaya Semang. Sementara penyebutan tari Bedhaya Ketawang lebih dilakukan di lingkungan Kasunanan Surakarta.
Hadirnya roh halus sang Ratu yang merasuk pada tubuh penari dan kemudian berlanjut bersetubuh dengan Raja Jawa, ditafsirkan sebagai penyatuan kekuasaan sekaligus perlindungan.
Pertalian gaib antara keraton Jawa dengan istana di bawah laut selatan diyakini akan membuat kekuasaan raja Jawa tidak mudah goyah.
Editor : Nur Ichsan Yuniarto
Artikel Terkait