YOGYAKARTA, iNews.id - Sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), AB Widyanta mengatakan Buku Nicotine War karya Wanda Hamilton tidak hanya buku perang, melainkan politik pengetahuan. Buku ini mengungkap secara gamblang bagaimana politik dagang farmasi dalam berbisnis nikotin.
“Nicotin telah menjadi arena pertarungan kuasa yang senantiasa mengkonsolidasikan berbagai strategi yang kompleks melalui perlengkapan, manuver, teknik dan mekanisme tertentu,”kata AN Widyanta pada bedah buku Nicotine War: Membedah Siasat Korporasi Farmasi Jualan Nikotin, di UC UGM, Jumat (4/3/2022).
Menurutnya, ada sebuah relasi pengetahuan. Dalam buku ini dipaparkan bagaimana pertarungan politik yang keras. Namun semuanya harus menjaga agar kebenaran tidak dikorbankan dalam menjaga kedaulatan bangsa dan negara, termasuk kedaulatan hukum.
Arsiparis muda, Muhidin M Dahlan mengkategorikan Nicotine War sebagai buku perang. Dulu merokok adalah akvitas yang normal. Namun seiring waktu berubah rokok menjadi pembinasaan manusia, penyebab kemiskinan dan memperluas pengangguran.
Nicotine War tidak hanya dikatakan buku perang melainkan juga buku yang sarat akan kepentingan ekonomi dan politik. Hal itu terlihat bagaimana nikotin ingin direbut kemudian dipatenkan. Sayangnya, hal tersebut tidak bisa dilakukan.
"Kampanye perang terhadap rokok berdampak serius terhadap regulasi dan penyempitan ruang Industri Hasil Tembakau. Berbagai peraturan eksesif yang diterbitkan oleh pemangku kebijakan syarat akan kepentingan," ujarnya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait