Pandemi Covid-19, disebutkan Panut Mulyono, telah memberikan dampak yang luas bagi kehidupan bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Pandemi menjadikan pertumbuhan ekonomi menukik tajam, industri dan berbagai kegiatan bisnis mengalami kesulitan, dan ancaman pemutusan hubungan kerja terjadi di berbagai sektor.
Namun, pandemi Covid-19 juga telah mempersatukan, memperkuat solidaritas dan kepedulian, membangkitkan kembali jiwa gotong-royong masyarakat yang selama ini seolah sirna. Di samping itu, pandemi mampu memacu kreativitas dan inovasi anak bangsa. Terbukti hasil kerja sama riset antar perguruan tinggi dengan para mitra di bidang penemuan vaksin dan obat, alat-alat kesehatan, dan usaha-usaha pemulihan ekonomi membuahkan banyak hasil yang sangat baik.
Dalam jangka waktu beberapa bulan terakhir, lanjut Rektor, UGM telah turut berkontribusi untuk mengatasi pandemi serta dampak-dampak yang dibawanya, baik bagi sivitas UGM maupun bagi masyarakat luas. Secara internal, UGM telah menerapkan sejumlah inovasi kebijakan mulai dari penerapan kuliah daring beserta pemberian bantuan paket data, bantuan sembako bagi mahasiswa, dan keringanan UKT, serta pembentukan Satgas Covid-19 UGM.
Sementara dalam lingkup yang lebih luas, UGM melalui para penelitinya turut serta menangani dampak pandemi di bidang kesehatan melalui pengembangan produk inovasi berbasis riset. Beberapa di antaranya berupa ventilator untuk pasien Covid-19, alat deteksi cepat pasien Covid-19 berbasis senyawa organik volatil pada napas pasien yang dinamakan GeNose, alat deteksi cepat Covid-19 RI-GHA 19, thermal gate scanner, bilik swab pintar, alat sterilisasi masker, serta sejumlah produk inovasi lainnya.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait