Bahasa Jawa ternyata juga dipakai oleh sebagian penduduk yang tinggal di beberapa tempat lain seperti daerah Banten khususnya Kota Serang, Kabupaten Serang, Kota Cilegon dan Kabupaten Tangerang.
Selain itu juga di wilayah pantai utara hingga pesisir utara tepatnya di Karawang, Subang, Indramayu, Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon.
Bahasa Jawa banyak tersebar di seluruh nusantara, namun tak menutup kemungkinan tersebar juga di mancanegara. Hal ini disebabkan banyaknya suku Jawa yang menyebar atau melakukan hidup merantau.
Seperti di Suriname. Banyak penduduk Suriname yang bisa berbahasa Jawa. Mereka banyak yang berasal dari Jawa karena dibawa oleh Belanda. Saat menjajah Indonesia, Belanda membawa orang-orang Jawa ke Suriname sebagai buruh kontrak.
Bahasa Jawa sebenarnya adalah termasuk ke dalam bahasa Austronesia. Bahasa Austronesia adalah bahasa yang dipakai oleh bangsa pribumi yang tinggal di sebelah tenggara benua Asia. Bahasa Austronesia ada di negara Filipina menjadi bahasa Tagalog yang merupakan bahasa nasional negara Filipina.
Sedangkan bahasa Austronesia di Indonesia berkembang menjadi beberapa bahasa daerah atau bahasa lokal yaitu bahasa Jawa, Bahasa Sunda serta Bahasa Madura. Belum diketahui secara pasti tentang karakter bahasa Jawa sebelum datangnya agama Hindu.
Namun yang pasti bahasa Jawa pada masa itu belum memiliki huruf atau aksara, dan bahasa Jawa yang ada pada waktu merupakan bahasa Jawa kuno atau disebut juga bahasa Kawi. Terbukti prasasti Pallawa yang menggunakan Bahasa Sansekerta, sama seperti yang tertulis di Prasasti Yupa yang berada di Kalimantan Timur.
Selain hal tersebut di atas, ada juga penjelasan lainnya yang menyatakan kalau bahasa Jawa kuno pada waktu itu bergaul dengan orang-orang Hindu maka lahirlah bahasa campuran yaitu Jawa dan Sansekerta.
Bukti orang Hindu bergaul dengan orang Jawa, terlihat dengan banyaknya prasasti-prasasti yang ditemukan. Seperti yang ditemukan di Dieng tahun 731 tahun Saka atau 909 Masehi.
Ada juga hikayat yang menceritakan asal usul bahasa Jawa bahwa pada masa lalu yakni seorang kesatria yang bernama Aji Saka.
Dia adalah seorang penulis sajak, yang mana sajak itu kini disebut sebagai abjad huruf Jawa hingga saat ini. Sajak inilah yang dijadikan sebagai penanggalan kalender Saka.
Bahasa Jawa dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
Bahasa Ngoko
Bahasa Jawa ngoko yang berfungsi untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang sudah akrab. Atau orang yang berusia hampir sama atau orang lain yang kita ajak bicara tapi orang tersebut berstatus sosial rendah.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait