Ada Keluhan Wisuda Sekolah Bebani Orang Tua, Disdikpora DIY: Tak Wajib dan Tak Harus Mewah

YOGYAKARTA, iNews.id - Trend Kelulusan siswa dari jenjang TK hingga SMA dengan menggelar wisuda sekolah banyak dikeluhkan sejumlah kalangan. Acara ini terkesan memberatkan orang tua siswa.
Acara wisuda sekolah sudah menjadi trend dalam beberapa tahun belakangan. Tidak sedikit yang menggelar di hotel berbintang. Sedangkan biaya wisuda dibebankan kepada orang tua siswa.
Kepala Ombudsman Republik Indonesia (ORI) DIY, Budi Masturi mengakui jika sudah sejak beberapa tahun terakhir, acara wisuda digelar cukup glamor. Padahal dulunya wisuda hanya dilakukan untuk mahasiswa yang lulus kuliah.
"Sekarang beda, lulus SMA, SMP, SD bahkan TK pun wisudanya tak kalah heboh dari kuliah. Untuk TK dan SD, yang heboh justru orang tuanya. Yang wisuda anaknya, yang heboh emaknya," tutur Budi, Kamis (15/6/2023).
Menurut Budi, secara finansial, wisuda ini menambah beban orangtua. Di gedung wisuda yang sengaja disewa sekolah, berbaris juru foto yang membuat kecewa anak ketika tidak membelinya.
"Masak ada foto kita yang sudah dicetak gak kita ambil? Kan kasihan," ujarnya.
Menurut dia wisuda anak di Australia dikemas dengan sederhana tetapi bermakna. Hal ini berbeda jauh dengan Indonesia yang glamor dan elegan. Wisuda di Indonesia cenderung lebih ke acara seremonial dan pidato. Hal ini tidak baik bagi iklim pendidikan ke depan nanti.
"Dan tradisi wisuda dengan glamoritas ini banyak dikeluhkan wali dan orangtua," tuturnya.
Editor: Kuntadi Kuntadi