get app
inews
Aa Text
Read Next : Libur Panjang Isra Miraj dan Imlek, KAI Yogyakarta Siapkan 6 Kereta Tambahan

Ada Kemiripan Budaya Tionghoa dan Jawa, Begini Kata Sri Sultan HB X

Selasa, 31 Januari 2023 - 08:45:00 WIB
Ada Kemiripan Budaya Tionghoa dan Jawa, Begini Kata Sri Sultan HB X
Sri Sultan Hamengku Buwono X secara resmi membuka Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) ke-18 tahun 2023 di Kampoeng Ketandan pada Senin (30/01/2023). (Yohane Demo/MNC Portal)

YOGYAKARTA, iNews.id - Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) XVIII yang digelar di Kampoeng Ketandan mulai Senin (30/1/2023) sampai dengan 5 Februari mendatang. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyebut ada kemiripan antara budaya Tionghoa dan Jawa. 

Menurut Sultan, PBTY bisa menjadi tempat peristirahatan sejenak, untuk merenung kembali bagaimana membangun semangat Keindonesiaan yang belakangan ini kerap dilanda perselisihan antar golongan. Tidak hanya dari dalam negeri namun juga luar negeri hingga disintegrasi sosial.  

Secara Kosmologi China (ilmu pembentukan alam semesta), unsur air dalam tahun Kelinci Air ini membawa aura kelembutan dan sifat adaptif. Oleh karenanya, kelembutan inilah yang membawa kedamaian guna memperkokoh persatuan dan kesatuan ditengah berbagai perbedaan. 

"Mirip dengan budaya Tionghoa, dalam budaya Jawa, elemen air memiliki sifat luwes namun menyimpan kekuatan,” kata Sultan saat membuka PBTY, Senin (30/1/2023) malam. 

Dalam keadaan normal, air mempunyai sifat tenang, tidak pernah menghancurkan atau menyingkirkan benda-benda yang menghalangi arusnya. Andai ada batu atau pohon, air senantiasa melaluinya dengan melewati halangan tanpa adanya korban. 

Dengan filosofi ini, Sultan minta agar penanda tersebut dapat dijadikan kaidah penuntun hidup lingkungan alam semesta dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. 

"Jangan berhenti memaknainya sekadar pada ajaran kebaikan semata, tetapi hendaknya bisa dialirkan menjadi ujaran dan perbuatan kebaikan yang menyejukkan bagi sesama anak bangsa," paparnya.

Sultan juga berharap kegiatan PBTY XVIII dapat memberikan dampak positif bagi keberlangsungan ekonomi masyarakat secara lebih luas. Tidak hanya untuk masyarakat Ketandan saja, namun bisa menjadi sarana mengurangi kesenjangan sosial ekonomi dan kesalahpahaman sosial budaya.

PBTY menjadi salah satu agenda budaya yang sangat dinantikan masyarakat. Ribuan pengunjung memadati Kampoeng Ketandan yang ada di kawasan Malioboro pada saat pembukaan, yang dimeriahkan dengan seni tari dan musik khas Tionghoa. Selain itu juga ratusan lapak pedagang yang menjajakan aneka jenis makanan.

Ketua umum panitia PBTY XVIII, Sugiarto mengatakan, acara ini diharapkan mampu membangkitkan ekonomi masyarakat dan menjadi ruang pengenalan dan pelestarian budaya.

"Dengan tema Bangkit Jogja Ku untuk Indonesia, acara ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, baik dalam hiburan, pengenalan dan pelestarian budaya serta membangkitkan perekonomian menjadi lebih baik dari sebelumnya," katanya.

Selama gelaran PBTY ini, juga dimeriahkan dengan agenda Ketandan street food, panggung utama kesenian, atraksi naga barongsai, panggung hiburan musik, pertunjukan Wayang Potehi, hingga Malioboro Imlek Carnival.

Editor: Kuntadi Kuntadi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut