Ada Potensi Bencana Hidrometeorologi di Bantul, BPBD: Masyarakat Harus Waspada
BANTUL, iNews.id - Seluruh wilayah di Kabupaten Bantul rawan dengan bencana hidrometeorologi pada saat musim kemarau basah saat ini. Hujan deras disertai angin kencang masih berpotensi terjadi.
“Potensinya menyeluruh di semua wilayah, tidak hanya pohon dan baliho tumbang, tapi ada juga sungai rawan tergerus air," kata Kepala Pelaksana BPBD Bantul Agus Yuli Herwanto di Bantul, Minggu (12/6/2022).
Sesuai prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) beberapa bulan lalu, bahwa musim hujan berlangsung sampai pertengahan Mei. Semestinya memasuki bulan Juni sudah masuk ke musim kemarau.
Namun pada bulan ini ada potensi hidrometeorologi yang memunculkan hujan deras ataupun cuaca panas. Untuk itulah masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi bencana yang ada.
Agus mengatakan, meski potensi bencana hidrometeorologi menyeluruh, namun terdapat beberapa wilayah yang berdasarkan laporan masyarakat sering terdampak angin kencang dan hujan deras, di antaranya wilayah Kecamatan Banguntapan.
"Jadi kalau kemarin sering Banguntapan, di Piyungan juga ada, kemudian Trirenggo (Bantul), Sedayu, dan Sanden juga rawan, karena kalau bencana hidrometeorologi itu komplit, tidak hanya pohon tumbang," katanya.
Dia juga mengatakan, seperti beberapa hari lalu ketika hujan deras di musim kemarau ini mengakibatkan sejumlah pohon mengalami tumbang akibat diterpa angin kencang di wilayah Kecamatan Bambanglipuro.
"Makanya saya selalu mengimbau kepada warga masyarakat sehubungan ketika bencana hidrometeorologi ini agar supaya mendeteksi lingkungan masing-masing adakah pohon yang tinggi, pohon rimbun maupun sudah tua," katanya.
Menurut dia, masyarakat bisa melakukan pemangkasan dahan atau ranting pohon yang rindang yang ada di lingkungan tempat tinggal, atau menghindari daerah tersebut ketika terjadi hujan deras disertai angin kencang.
"Jadi kalau ada pohon yang rimbun yang tinggi mohon dipangkas, kalau yang sudah tua rapuh mohon diganti dengan yang muda," katanya.
Editor: Kuntadi Kuntadi