Pusat Studi Pariwisata UGM: Wisatawan yang Naik ke Candi Borobudur Harus Dibatasi

SLEMAN, iNews.id - Pusat Pariwisata (Puspar) UGM sarankan jumlah kunjungan wisatawan yang naik ke bangunan stupa Candi Borobudur harus dibatasi. Jika tidak akan rentan terjadi kerusakan dan keaslian bangunan bisa terancam.
Tenaga Ahli Puspar UGM, Yoyok Wahyu Subroto mengatakan hampir separuh dari batuan candi Borobudur merupakan hasil peninggalan bangunan dari abad ke-8. Apabila tidak dibatasi jumlah pengunjung yang menaiki candi, maka dikhawatirkan gesekan kaki dari ribuan pengunjung akan menyebabkan pengikisan batu batu candi.
“Jika ada pengunjung yang sampai naik ke bagian stupa akan mengakibatkan pengikisan,” katanya dalam seminar Series Kepariwisataan yang bertajuk Membicarakan (lagi) Borobudur antara Konservasi dan Pariwisata, Jumat (10/6/2022).
Menurutnya kebijakan membatasi pengunjung yang naik ke bangunan candi memang bisa merugikan dari sisi ekonomi terkait penerimaan negara dari sisi sektor pariwisata. Namun, dari sisi arsitektur bangunan bersejarah dan bidang ilmu arkeologi maka diperlukan upaya untuk mempertahankan tingkat keaslian bangunan candi dari relief hingga stupa.
“Perlu ada sinergi antara kebijakan upaya pelestarian dan pariwisata untuk saling konsolidasi dan kolaborasi,” ujarnya
Yoyok mengusulkan adanya upaya untuk menjadikan Borobudur sebagai kawasan yang bebas emisi karbon untuk menjaga dan melestarikan bangunan peninggalan bangunan belasan abad tersebut.
”Jika kita tidak mampu merawat maka janganlah sekali-kali merusaknya,” kata Dosen Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik UGM ini.
Editor: Kuntadi Kuntadi