Amarah Sultan Agung Pasukannya Gagal Taklukkan VOC, 744 Prajurit Jawa Dihukum Mati

JAKARTA, iNews.id - Sultan Agung penguasa Kesultanan Mataram berusaha memperluas kekuasaannya. Ekspansi wilayah pun dicanangkan usai menaklukkan Surabaya dan beberapa wilayah di timur Pulau Jawa.
Konon setelah Surabaya, target sasaran berikutnya yakni Banten. Tetapi saat itu menaklukkan Banten tidaklah mudah sebab sudah masuk kekuasaan VOC Belanda.
Bila ingin menguasai wilayah Banten, Sultan Agung harus menyingkirkan VOC yang dianggap sebagai batu perintang.
Awalnya Sultan Agung menawarkan perdamaian dengan VOC asalkan mereka mengakui Kerajaan Mataram Islam. Syarat-syarat tertentu juga ditawarkan pada 1628 ditolak VOC. Sultan Agung pun menyatakan perang melawan VOC.
"Perang pun digaungkan, Sultan Agung mengirim pasukan Mataram I yang dipimpin oleh Tumenggung Bahureksa pada 27 Agustus 1628," demikian dikutip dari "Hitam Putih Kekuasaan Raja - Raja Jawa Intrik, Konspirasi Perebutan Harta, Tahta dan Wanita", karya Sri Wintala Achmad.
Pasukan Mataram lain dipimpin Pangeran Mandurareja pada Oktober 1628 dengan sebutan Pasukan Mataram II. Total ada 10.000 prajurit disiapkan Mataram. Perang besar antara Mataram melawan VOC di Holandia pun terjadi.
Kurangnya perbekalan membuat pasukan Mataram mengalami kehancuran. Sultan Agung dibuat marah dan mengirim algojo untuk menghukum mati Tumenggung Bahureksa dan Pangeran Mandurareja karena kedua pemimpin pasukan Mataram itu gagal menjalankan tugas.
Pada peristiwa itu, VOC menemukan 744 mayat prajurit Jawa yang sebagian besar tewas tanpa kepala. Para prajurit Mataram ini gagal di serangan pertama.
Editor: Donald Karouw