Angka Kelahiran di DIY Alami Penurunan, Kedua Terendah di Indonesia
Biaya hidup yang semakin mahal disebut menjadi salah satu penyebab pasangan di usia subur menunda memiliki momongan. Terlebih, banyak yang beranggapan ketika memiliki banyak anak akan mengganggu karir mereka.
"Perempuan sekarang juga semakin berhak memutuskan mau punya anak atau tidak," katanya.
Selain alasan itu, penurunan angka kelahiran juga dipengaruhi oleh faktor meningkatnya angka infertilitas atau pasangan yang sulit memiliki anak.
Namun, sampai saat ini belum ada data menyeluruh terkait angka infertilitas di DIY maupun Indonesia. Sehingga belum bisa disimpulkan bahwa penurunan TFR dipengaruhi oleh penurunan angka infertilitas.
"Karena cakupan penanganan pasien ingin anak di Indonesia juga masih rendah, jadi angka yang ada itu belum bisa mewakili TFR yang turun," jelasnya.
Penurunan TFR ini sebetulnya tidak hanya terjadi di DIY, tetapi juga terjadi di Indonesia secara umum. Di tahun 1971 misalnya, rata-rata kelahiran secara nasional ada di angka 5,61. Angka ini terus mengalami penurunan setiap dekade hingga di tahun 2020 berada di angka 2,18.
Editor: Ainun Najib