get app
inews
Aa Text
Read Next : Prihatin Situasi Politik saat Ini, UNS Ingatkan DPR dan Pemerintah Miliki Kepekaan Sosial

Begini Cara Mengenali Gejala Kanker Payudara dengan Mudah

Jumat, 23 September 2022 - 15:35:00 WIB
 Begini Cara Mengenali Gejala Kanker Payudara dengan Mudah
Gejala kanker payudara bermacam-macam, tetapi yang paling umum adalah adanya benjolan di bagian payudara. (Foto Ilustrasi : Ist)

SOLO, iNews.id – Penyakit kanker payudara masih jadi momok bagi kalangan perempuan. Tingginya kasus kanker payudara karena banyak penderita tidak menyadari gejala sakitnya.

Dokter Spesialis Radiologi Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dr Notariana Kusuma A Sp.Rad mengatakan di Indonesia, 70 persen kanker payudara ditemukan sudah di stadium lanjut. 

Para penderita baru menyadari gejala-gejala kanker payudara saat stadium akhir, sehingga penanganannya cukup telat. 

Supaya hal tersebut tidak terjadi lagi, edukasi mengenai gejala kanker payudara perlu dimasifkan. 

"Kanker payudara berasal dari tumor payudara, yakni benjolan yang berada di payudara. Tumor ada yang berjenis jinak, yaitu tumor yang sel-sel tumornya tidak menyerang jaringan normal di sekitarnya dan tidak menyebar ke bagian tubuh lain," “kata Notariana Kusuma melalui siaran pers Humas UNS, Jumat (23/9/2022).

Ada pula tumor bersifat ganas yang menyerang jaringan normal di sekitarnya dan menyebar ke bagian tubuh lain. Tumor payudara yang bersifat ganas itu yang disebut kanker payudara.

Gejala kanker payudara bermacam-macam, tetapi yang paling umum adalah adanya benjolan di bagian payudara. Gejala-gejala lain, yakni bentuk dan ukuran payudara berubah, terjadi luka di payudara, terjadi penebalan dan pengerutan kulit di payudara, serta terjadi retraksi putting. 

Selain itu, nyeri di bagian payudara dan keluar cairan dari puting juga termasuk gejala kanker payudara. Kendati demikian, banyak pengidap kanker payudara yang tidak memiliki keluhan di stadium awal.

Penyakit ini memiliki faktor risiko yang terbagi menjadi dua kategori, yakni faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi di antaranya perempuan, usia lebih dari 50 tahun, memiliki riwayat kanker di keluarga, dan mutasi genetik. 

Selain itu, usia saat mens pertama dan menopause juga mempengaruhi.

“Perempuan yang mens pertama di bawah 12 tahun dan menopause di atas 55 tahun memiliki faktor risiko mengidap kanker payudara lebih besar,” ujarnya.

Sementara itu, faktor risiko yang dapat dimodifikasi yakni tidak punya anak, tidak menyusui, obesitas, dan kontrasepsi hormonal. Selain itu, perempuan yang memiliki anak pertama di atas 30 tahun juga berisiko terkena kanker payudara.

Agar tidak terlambat mendeteksi adanya kanker payudara, dr Notariana menganjurkan para perempuan untuk melakukan deteksi dini. Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan melalui dua cara, yakni pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) dan pemeriksaan payudara klinis (Sadanis). 

Waktu Sadari yang tepat yakni hari ke tujuh dari mens pertama tiap bulan. Sementara itu, waktu Sadari untuk perempuan yang sudah menopause, yaitu tanggal yang sama setiap bulan.

Sadanis dapat dilakukan dengan cara berkonsultasi ke dokter serta melakukan pemeriksaan radiologi. Ada tiga pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan, yakni mamografi, USG, dan MRI. Ketiga jenis pemeriksaan radiologi tersebut rata-rata sudah tersedia di rumah-rumah sakit besar seperti RS UNS. 

Dua cara deteksi dini penyakit kanker payudara tersebut dapat dipilih salah satu. Namun, dr Notariana menganjurkan agar perempuan yang memiliki riwayat kanker payudara di keluarganya dapat memeriksakan dirinya lebih awal ke dokter.

Editor: Ainun Najib

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut