Bubur Asyura Memperingati Hari Apa? Ini Sejarah dan Maknanya
"Kemudian berpuasalah Nabi Nuh dihari itu sebagai ungkapan syukur kepada Allah. Nabi Nuh juga memerintahkan semua penumpang untuk ikut menunaikan puasa sebagai tanda syukur atas kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah SWT. Para hewan semua juga ikut melakukan puasa.
Sejak itu, tradisi membuat bubur Suro dilakukan kaum Muslim di berbagai belahan dunia tak terkecuali di Indonesia.
Bubur Asyura ternyata bukan sekadar bubur biasa. Sebab, ada makna di baliknya. Bubur Asyura merupakan lambang rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas berkah dan rezeki yang diperoleh dalam waktu setahun. Selain itu, memohon keberkahan dan keselamatan lahir batin dunia akhirat setahun yang akan datang
Bubur Asyuro juga merupakan bentuk pengungkapan rasa syukur manusia atas keselamatan yang selama ini diberikan oleh Allah SWT.
Makna Bubur Asyura juga untuk mempererat silaturahmi, mendoakan alam dan seisinya, khususnya untuk keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.
Bahan baku utama Bubur Asyura adalah beras, kacang tanah, jagung, ketela, singkong, talas.
Semua bahan itu direbus dan diaduk secara terus menerus hingga tercampur rata. Adonan bubur juga ditambahkan daging serta ikan laut serta telor dan sayuran, sehingga menambah rasa gurih dan sedap.
Setelah bubur suro selesai dimasak, selanjutnya diletakkan dalam wadah takir dari daun pisang yang dibentuk seperti mangkok.
Makanan khas yang sudah ada sejak ratusan tahun ini kemudian didoakan sebelum dimakan bersama, dan dibagikan kepada warga.
Wallahu A'lam
Editor: Kastolani Marzuki