get app
inews
Aa Text
Read Next : 3 Kendaraan Kecelakaan Beruntun di Kulonprogo, Toyota Calya Terjepit 2 Truk

Cabai Merah Kriting di Pasar Lelang Kulonprogo Capai Rp60.000 per Kilogram

Sabtu, 11 Juni 2022 - 19:09:00 WIB
 Cabai Merah Kriting di Pasar Lelang Kulonprogo Capai Rp60.000 per Kilogram
Panen cabai di lahan pasir Kulonprogo beberapa waktu lalu. (Foto; Antara)

YOGYAKARTA,iNews.id - Nilai transaksi di pasar lelang cabai di lahan pantai dari 1-10 Juni 2022 mencapai Rp6,97 miliar dengan total produksi 142 ton. Harga cabai di pasar lelang sangat tinggi hingga Rp60.000 per kilogram.

Sub Koordinator Produksi Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo, Agus Purwoko mengatakan harga cabai di tingkat petani dan pasar lelang cabai di kawasan pesisir sangat tinggi.

"Pada Jumat (10/6), harga tertinggi cabai merah keriting di pasar lelang mencapai Rp60.000 per kilogram atau tertinggi selama panen raya cabai. Kemudian nilai transaksi tertinggi cabai di pasar lelang terjadi pada Selasa (7/6) yang mencapai Rp1,06 miliar," kata Agus, Jumat (10/6/2022).

Agus mengatakan produksi cabai lahan pasir di Kulonprogo antara 10 hingga 20 ton per hari. Kemudian harga cabai per kilogram per hari tergantung pada jumlah produksi dan jumlah permintaan pasar.

Produksi cabai musim tanam pertama cabai di lahan pasir sangat sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang bisa mencapai 30-40 ton per hari. Hal ini disebabkan luas tanam mengalami penurunan.

Luas lahan cabai di lahan pasir di Kulon Progo seluas 771 hektare, sedangkan luas tanam musim pertama 2022 ini hanya 300 hektare. Sehingga berdampak pada hasil produksi dan harga cabai di pasar lelang.

"Rendahnya luas tanam cabai di Kulonprogo disebabkan harga cabai di tingkat petani pada 2021 anjlok di bawah Rp10.000 per kilogram. Petani banyak yang rugi. Sehingga tahun ini, mereka mengurangi luas tanam cabai untuk ditanami semangka, melon, dan sayuran," katanya.

Agus memproyeksi harga cabai di tingkat petani atau di tingkat pasar lelang untuk beberapa waktu ke depan masih tinggi. Hal ini disebabkan tingginya permintaan, sedangkan produksi di berbagai daerah terbatas.

Editor: Ainun Najib

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut