JAKARTA, iNews.id - Selain memiliki kemampuan tempur yang tinggi, Komando Pasukan Khusus atau Kopassus juga memiliki keahlian inteljen. Prajurit Kopassus yang tergabung dalam satuan intelijen Sandi Yudha rata-rat jago menyamar dan pemberani.
Mereka pernah dikirim untuk menyusup ke pusat kekuasaan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Aceh. Dengan cerdik, prajurit yang dikirim menyamar menjadi tukang durian untuk mengelabui musuh.

Aktivitas Gunung Merapi Mulai Melandai
Cerita menegangkan itu disampaikan oleh Sersan Badri (bukan nama sebenarnya) dalam buku 'Kopassus untuk Indonesia Jilid II' dikutip Jumat (11/3/2022).
Badri menyamar jadi tukang durian yang mengirim dagangan dari Medan ke Lhokseumawe.

Perusahaan Ini PHK 3.000 Pekerja Usai Pecat 900 Karyawan via Zoom
Dia harus melewati pos penjagaaan dan pemeriksaan aparat sembari membawa dagangan durian. Saat melintas, dirinya mengaku kerap kali diminta jatah durian.
"Saya beri dua buah durian justru dimarahi lalu ditempeleng. Katanya, kalau untuk GAM pasti saya memberi banyak. Di sini ada satu peleton anggota yang berjaga, mana cukup kalau cuma dua buah durian?" katanya.
Setelah itu, Badri memetakan situasi lapangan di Aceh selama setahun, khususnya Lhokseumawe yang menjadi basis kekuatan militer GAM. Badri pun akhirnya bisa merangkul petinggi GAM dan memosisikan dirinya sebagai petinggi TNI yang menjadi pejuang GAM.

Satpol PP DIY Ancam Sanksi Pidana bagi Pelanggar Prokes
Demi penyamaran sempurna, Badri dan kelompok GAM harus beberapa kali mengecoh pasukan TNI yang sedang berpatroli. Gerak-gerik Badri memang tidak diketahui pasukan TNI, hanya unsur pimpinan yang tahu.
Singkat cerita, setelah pemberlakukan Darurat Militer pada tahun 2003, ruang gerak GAM makin sempit. Para petinggi GAM mulai minta dilakukan perdamaian.
Tim Kopassus yang menyusup ke wilayah GAM melaporkan amunisi dan logistik GAM sudah sangat menipis. Usai Hari Raya Idul Fitri 2004, turun perintah untuk menangkap tokoh kunci GAM hidup atau mati.
"Semua tokoh kunci yang menjadi sasaran berada di Cot Girek. Hingga saya pamit pukul 15.00 mereka masih ada di sana. Saya pun masih sempat memberi informasi terakhir kepada induk pasukan. Hari H dan Jam J serangan ditetapkan," tutur Badri.
Markas GAM di rawa-rawa Cot Girek kemudian diserbu Kopassus dari semua arah. Gubernur GAM Said Adnan dan ajudannya seorang desersi TNI tewas karena terkena tembakan di dada dan perut.
Hingga pada akhir tahun 2004, tsunami menerjang Aceh sehingga kekerasan berangsur surut. Perjanjian damai Helsinki akhirnya ditandatangi.
Editor: Ainun Najib












