Datangi Kantor Dinas Lingkungan Hidup, Warga Gunungkidul Protes Bau Busuk TPA Wukirsari

GUNUNGKIDUL, iNews.id - Warga Padukuhan Wukirsari, Kalurahan Baleharjo, Kapanewon Wonosari, mendatangi kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul. Mereka memprotes bau busuk dari TPA Wukirsari yang semakin meluas.
Dukuh Wukirsari, Agustinus Sutrisno mengatakan, warga Wukirsari mendatangi DLH untuk menyampaikan keluhan dampak negatif yang dirasakan oleh warga setelah pembukaan TPA wukirsari.
Saat ini volume sampah di TPA Wukirsari kian banyak. Polusi udara terutama bau dari tumpukan sampah tersebut kian menyengat. Bahkan kian hari radius aroma busuk bau dari timbunan sampah tersebut semakin meluas.
Tidak hanya dirasakan oleh warga Dusun Wukirsari semata, namun dirasakan hingga beberapa kilometer dari TPA Wukirsari. Bau menyengat sampai Selang Kalurahan Wonosari yang jaraknya mencapai 3 kilometer lebih.
"Padahal kawasan kami termasuk padat penduduk," ujar dia.
Warga khawatir ketika musim penghujan tiba, akan memunculkan lalat. Kondisi ini akan membuat kehidupan warga menjadi tidak nyaman karena berpotensi akan memunculkan penyakit.
Warga juga menuntut peningkatan fasilitas di TPA Wukirsari, di antaranya penerangan jalan yang mereka nilai sangat minim. Selama ini sering terjadi kecelakaan di wilayah mereka karena penerangan jalan yang minim.
"Kami harap ada penambahan penerangan jalan," kata dia.
Warga juga ingin agar kompensasi untuk mereka ditingkatkan. Sampai saat ini belum semua warga Wukirsari merasakan kompensasi dari TPA tersebut padahal efek negatif dirasakan semua warga.
Diakuinya, saat ini ada instalasi bio gas yang dimanfaatkan warga, namun belum semua warga Dusun Wukirsari. Warga berharap agar kompensasi tersebut ditambah mengingat polusinya semakin banyak.
"Kalau kemarau ini ya polusi bau, tapi kalau musim penghujan ya ada lalat cukup banyak," katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul, Harry Sukmono mengatakan, sudah ada kompensasi untuk warga Wukirsari. Namun ia tak menampik jika belum semua warga tersentuh program tersebut.
Salah satunya adalah fasilitas biogas dari pengolahan sampah untuk kebutuhan rumah tangga mereka. Saat ini baru sekitar 30 kepala keluarga (KK) yang mendapat fasilitas biogas.
"Tenaga di TPAS Wukirsari sendiri banyak dari warga sekitar," ujar Harry.
Dia berjanji akan menindaklanjuti keinginan warga Wukirsari. Secepatnya akan dikoordinasikan dengan pihak terkait. Saat ini juga sedang diupayakan penambahan zona pengolahan sampah di Wukirsari.
"Keberadaan zona baru nantinya akan memperluas area pengolahan sekaligus pemanfaatan biogasnya," katanya.
Editor: Kuntadi Kuntadi