Entaskan Kemiskinan, Baznas Luncurkan Program Balai Ternak Kelompok Unggas di Purworejo

PURWOREJO, iNews.id - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) meluncurkan program pengembangan usaha Balai Ternak Kelompok Unggas di Kabupaten Purworejo dan Kebumen, Jawa Tengah. Program ini untuk mengentaskan kemiskinan di pedesaan.
Secara simbolis, launching ini ditandai dengan penyerahan bibit ayam dari Ketua Baznas Noor Achmad kepada kelompok Berkah Sawung Mulyo di Dusun Kembangsoko, Desa Ngadirejo, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (1/12/2021).
“Program ini mewujudkan percepatan dan kemandirian masyarakat miskin di pedesaan,” kata Noor Achmad.
Ternak ayam dipilih karena memiliki potensi usaha yang cukup tinggi. Sebelumnya Baznas juga melakukan studi kelayakan di lapangan, baik studi Kelayakan Wilayah (SKW), Seleksi Kelayakan Peternak Mustahik (SKPM) serta memastikan ketersediaan kandang. Tahap selanjutnya pengadaan ternak ayam umur satu hari (day old chick atau DOC) dan mulai pelaksanaan program pemeliharaan dan pendampingan.
Melalui program ini diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi bagi para mustahik sehingga peternak bisa mandiri dan berdaya.
“Selain dampak ekonomi, program pemberdayaan ini kita harapkan juga dapat meningkatkan nilai sosial dan spiritual peternak mustahik, sesuai dengan indikator indeks pendayagunaan zakat (IPZ),” ujarnya.
Pimpinan Baznas, Saidah Sakwan mengatakan Baznas akan terus memberikan pendampingan secara teknis dalam keberlangsungan pengembangan Balai Ternak Baznas Kelompok Unggas di kedua kabupaten tersebut. Pada Selasa (9/11/2021), telah dilakukan pemasukan (chick in) ayam umur satu hari (DOC), sebanyak 27.100 ekor. Terdiri dari 18.500 ekor yang dikelola oleh 5 orang peternak di Kabupaten Purworejo dan 8.600 ekor dikelola oleh 3 orang peternak di Kabupaten Kebumen.
“Target kami ada 60 peternak dengan jumlah ayam 240.000 hingga 300.000 ekor,” katanya.
Baznas juga mengembangkan Zchicken untuk pemberdayaan masyarakat melalui warung-warung di masyarakat. Harapannya ayam yang diproduksi bisa diterima dan dipasarkan.
“Harapan ke depan bisa dilakukan pengolahan dari hulu sampai hilir,” katanya.
Editor: Kuntadi Kuntadi